Artikel - Audiens senyap dalam debat calon presiden
Debat calon presiden pun menjadi terlihat memuliakan masyarakat kebanyakan, yang ingin mendapatkan pandangan-pandangan utuh dari para calon pemimpin bangsanya...
Bahkan audiens debat yang senyap tak menghilangkan unsur drama dalam debat calon presiden sehingga tayangan tetap menarik untuk disaksikan.
Lihat saja debat-debat calon presiden di Amerika Serikat, Brasil, Prancis, dan lainnya. Bahkan pada 2020, Amerika Serikat menggelar debat calon presiden antara Joe Biden dan Donald Trump yang nyaris tanpa audiens karena pandemi COVID-19.
Ternyata, debat malah menjadi lebih menarik karena para kandidat dapat berpikir lebih jernih dan lebih bebas menawarkan gagasan-gagasan mereka.
Suasana hampir sama terjadi di Prancis pada pemilu 2022 antara Emmanuel Macron dan Marine le Pen. Juga terjadi dalam debat calon presiden Brasil pada 2022, baik pada putaran pertama yang mengikutkan banyak calon, maupun debat putaran kedua yang mempertemukan Jair Bolsonaro dan Luiz Inacio Lula da Silva.
Debat calon presiden pun menjadi terlihat memuliakan masyarakat kebanyakan, yang ingin mendapatkan pandangan-pandangan utuh dari para calon pemimpin bangsanya.
Dengan cara itu pula, debat menjadi bagian esensial dalam proses pemilu, bukan lagi pelengkap proses pemilu.
Sedemikian pentingnya menomorsatukan pemilih kebanyakan, para calon presiden di beberapa negara acap langsung menatap kamera, untuk berbicara dengan rakyatnya.
Baik Trump, Biden, Bolsonaro maupun Lula da Silva, berulang kali menatap kamera televisi untuk berbicara langsung kepada pemilih kebanyakan yang membutuhkan keutuhan argumen mereka tanpa dikipasi audiens di dalam studio layaknya terjadi di negara-negara seperti Indonesia dan Filipina.
Baca juga: Artikel - Menangkap segudang peluang pada tahunpolitik
Baca juga: Artikel - Meniti harapan pemilu tanpa luka demokrasi
Bisakah Indonesia merangkul format debat dengan penonton yang tak begitu agresif?
Baca juga: Artikel - Cak Imin akhirnya berlaga pada Pilpres 2024 sebagai cawapres
Mungkin tidak untuk saat ini, tapi patut direnungkan untuk diadopsi pada pemilu-pemilu berikutnya. Bukan untuk siapa-siapa, tapi demi pemilih kebanyakan dan pendewasaan proses politik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Audiens senyap dalam debat calon presiden
Lihat saja debat-debat calon presiden di Amerika Serikat, Brasil, Prancis, dan lainnya. Bahkan pada 2020, Amerika Serikat menggelar debat calon presiden antara Joe Biden dan Donald Trump yang nyaris tanpa audiens karena pandemi COVID-19.
Ternyata, debat malah menjadi lebih menarik karena para kandidat dapat berpikir lebih jernih dan lebih bebas menawarkan gagasan-gagasan mereka.
Suasana hampir sama terjadi di Prancis pada pemilu 2022 antara Emmanuel Macron dan Marine le Pen. Juga terjadi dalam debat calon presiden Brasil pada 2022, baik pada putaran pertama yang mengikutkan banyak calon, maupun debat putaran kedua yang mempertemukan Jair Bolsonaro dan Luiz Inacio Lula da Silva.
Debat calon presiden pun menjadi terlihat memuliakan masyarakat kebanyakan, yang ingin mendapatkan pandangan-pandangan utuh dari para calon pemimpin bangsanya.
Dengan cara itu pula, debat menjadi bagian esensial dalam proses pemilu, bukan lagi pelengkap proses pemilu.
Sedemikian pentingnya menomorsatukan pemilih kebanyakan, para calon presiden di beberapa negara acap langsung menatap kamera, untuk berbicara dengan rakyatnya.
Baik Trump, Biden, Bolsonaro maupun Lula da Silva, berulang kali menatap kamera televisi untuk berbicara langsung kepada pemilih kebanyakan yang membutuhkan keutuhan argumen mereka tanpa dikipasi audiens di dalam studio layaknya terjadi di negara-negara seperti Indonesia dan Filipina.
Baca juga: Artikel - Menangkap segudang peluang pada tahunpolitik
Baca juga: Artikel - Meniti harapan pemilu tanpa luka demokrasi
Bisakah Indonesia merangkul format debat dengan penonton yang tak begitu agresif?
Baca juga: Artikel - Cak Imin akhirnya berlaga pada Pilpres 2024 sebagai cawapres
Mungkin tidak untuk saat ini, tapi patut direnungkan untuk diadopsi pada pemilu-pemilu berikutnya. Bukan untuk siapa-siapa, tapi demi pemilih kebanyakan dan pendewasaan proses politik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Audiens senyap dalam debat calon presiden