Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang mencatat sebanyak 122 kejadian kebakaran terjadi pada 2025 di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut dengan nilai kerugian sekitar Rp4 miliar lebih.
“Dari jumlah data ini, jenis kejadian kebakaran didominasi oleh kebakaran rumput atau lahan kering,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kupang Fritz Kodji ditemui di Kupang, Senin.
Selain itu, kejadian kebakaran juga terjadi di gedung seperti rumah, ruko, kantor, dan beberapa tempat lainnya.
Namun, ia menyebutkan hingga Agustus 2025 tidak ada korban jiwa dari semua kasus kebakaran yang telah terjadi.
“Kasus kebakaran terbanyak terjadi pada bulan Juli dengan 47 kejadian kebakaran,” katanya.
Ia menjelaskan kejadian kebakaran rumput atau lahan kering dipicu oleh kondisi musim kemarau, dengan adanya suhu panas dan angin kencang yang terjadi di wilayah Kota Kupang belakangan ini.
Selain faktor alami, ia mengatakan kelalaian manusia turut menjadi faktor pemicu kebakaran seperti membuang puntung rokok sembarangan atau membakar lahan untuk berladang tanpa pengawasan yang baik.
“Dalam situasi angin kencang seperti saat ini, kalau ingin keluar dari rumah harus perhatikan kompor di dapur. Bisa saja karena terburu-buru kita lupa matikan kompor, sehingga ini bisa menjadi salah satu pemicu juga,” kata dia.
Ia mengimbau warga, sesuai peraturan umum kelistrikan, kalau jangka waktu rumah sudah di atas lima tahun ke atas untuk kembali memperhatikan sistem instalasi demi mencegah terjadinya kebakaran akibat kabel yang sudah rusak, digigit tikus, atau kerusakan teknis lainnya.
“Perlu dilakukan reinstalasi jika ditemukan kerusakan dan harus ditangani oleh orang yang profesional,” kata dia.
Lebih lanjut, ia menginformasikan bahwa Damkar Kupang difasilitasi armada dan empat mobil tangki untuk memaksimalkan penanganan kebakaran.
“Masyarakat bisa menghubungi layanan telepon pada nomor (0380) 113 dan (0380) 821467, untuk 1x24 jam,” katanya.
Ia juga menyebutkan selain melakukan sosialisasi langsung ke tingkat kelurahan sebagai program pencegahan, pihaknya juga biasa menerima kunjungan dari siswa sekolah untuk edukasi pencegahan kebakaran sejak usia dini.

