Ankara (ANTARA) - Australia pada Kamis mengesampingkan kemungkinan bekerja sama dengan China untuk melawan tarif Presiden AS Donald Trump, demikian dilaporkan media lokal.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menolak usulan China untuk "bergandengan tangan," dengan mengatakan Australia akan "berbicara untuk diri kita sendiri," lapor ABC.
"Hubungan dagang kami dengan China penting. Perdagangan mewakili satu dari empat pekerjaan Australia dan China sejauh ini merupakan mitra dagang utama kami," katanya seperti dikutip oleh ABC.
Masalah perdagangan tersebut, menurut pengamatannya, hanya memengaruhi 20 persen pasar global, sementara 80 persen perdagangan sisanya tidak melibatkan AS.
"Ada peluang bagi Australia dan kami bermaksud untuk memanfaatkannya," kata Albanese.
Wakil Perdana Menteri Australia Richard Marles telah menolak undangan dari Duta Besar China untuk Australia Xiao Qian untuk "bergabung" dengan Beijing sebagai "solidaritas" setelah kedua pesaing itu saling mengenakan tarif.
Marles mengatakan Canberra akan mengejar kepentingannya sendiri dan fokus pada diversifikasi perdagangannya, dengan mengupayakan hubungan yang lebih erat dengan Indonesia, India, Inggris dan Uni Emirat Arab.
"Saya rasa kami tidak akan 'bergandeng tangan' dengan China," tambahnya.
"Kami jelas tidak ingin melihat perang dagang antara China dan AS ... [tetapi] ini tentang mengejar kepentingan nasional Australia, bukan tentang membuat keputusan bersama dengan China," katanya.
Marles berpendapat bahwa perdagangan yang "lebih beragam", dengan lebih sedikit ketergantungan pada China, akan memperkuat "ketahanan ekonomi" Australia.
"Itulah yang benar-benar menjadi pelajaran, tidak hanya dalam beberapa minggu terakhir, tetapi juga selama lima atau 10 tahun terakhir, tentang pentingnya memastikan bahwa kami memiliki perdagangan yang kuat dan beragam di seluruh dunia, dan itulah fokus kami," katanya lagi.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Australia tolak 'kerja sama' dengan China untuk lawan tarif Trump