Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat, khususnya di wilayah pesisir perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mewaspadai potensi banjir rob pada 13-14 Juni 2025.
“Banjir pesisir atau rob ini disebabkan oleh adanya fenomena bulan purnama pada 11 Juni 2025 yang berpotensi meningkatkan air laut maksimum,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang Yandri Anderudson Tungga dalam keterangannya di Kupang, Jumat.
Berdasarkan pantauan prediksi pasang surut, kecepatan angin, dan tinggi gelombang, kata dia, maka hal itu dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah NTT berupa potensi banjir rob.
Untuk itu,pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini banjir rob di wilayah pesisir perairan NTT yang berlaku pada 13-14 Juni 2025.
Adapun empat wilayah di NTT yang terdampak antara lain pesisir Pulau Flores-Alor, pesisir Pulau Sumba, pesisir Pulau Sabu-Raijua, dan pesisir Pulau Timor-Rote.
Lebih lanjut ia menjelaskan banjir rob akan menyebabkan daerah di sekitar pesisir tergenang air laut karena naiknya permukaan air laut ke daratan pesisir pantai. Hal ini dapat berdampak pada kegiatan masyarakat di sekitar pesisir, aktivitas bongkar muat di pelabuhan, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
Untuk itu, lanjut dia, masyarakat diimbau agar selalu waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut.
“Masyarakat juga diharapkan untuk selalu memperhatikan informasi terkini cuaca maritim dari BMKG,” kata Yandri Anderudson Tungga.
Untuk informasi lebih lanjut masyarakat dapat mengakses informasi terbaru pada website maritim.ntt.bmkg.go.id atau menghubungi pada layanan WA di nomor 081215122192.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Waspada potensi banjir rob di pesisir NTT pada 13-14 Juni 2025