Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur mengapresiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menggelar dialog kebangsaan di Labuan Bajo karena akan semakin meningkatkan toleransi antarmasyarakat di daerah itu.
"Dialog kebangsaan ini sangat penting," kata Wakil Bupati Manggarai Yulianus Weng pada dialog kebangsaan yang digelar BNPT yang diikuti elemen pemuda di Manggarai Barat serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Labuan Bajo, Kamis.
Yulianus Weng menjelaskan peran pemuda sangat strategis dalam pembangunan bangsa dan daerah, sehingga kegiatan tersebut dinilai sangat bermanfaat guna memperkuat toleransi dan moderasi beragama di Manggarai Barat.
Ia juga menjelaskan bahwa kondisi keamanan dan toleransi di Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas sangat kondusif.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi seluruh pihak agar kondisi keamanan dan toleransi yang kondusif itu tetap terjaga, sehingga Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat tetap menjadi rumah bersama bagi seluruh pihak.
Yulianus Weng juga menjelaskan koordinasi lintas instansi dan unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda) di Manggarai Barat selama ini berjalan sangat baik.
Dalam hal keagamaan, lanjut dia, toleransi antaragama di Labuan Bajo dinilai sangat tinggi karena partisipasi seluruh umat beragama yang tinggi dalam berbagai kegiatan keagamaan di Labuan Bajo.
"Saat perayaan Paskah, yang berjaga bukan hanya TNI-Polri, tetapi juga Banser NU dan remaja masjid, begitu pula saat Idul Fitri, pemuda Katolik turut serta mengamankan dan Festival Golo Koe yang diadakan keuskupan bahkan melibatkan berbagai etnis dan agama, dimana patung Bunda Maria dibuat oleh saudara-saudara kita yang Muslim,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Sudaryanto dalam sambutannya menyatakan kehadiran dan partisipasi aktif pemuda merupakan roh dari dialog kebangsaan ini. Tujuannya adalah menyatukan visi dan komitmen untuk mewujudkan Indonesia yang rukun, damai, dan maju.
“Kita berkumpul untuk tujuan yang mulia: menguatkan persaudaraan dalam upaya mencegah benih intoleransi, kebencian, serta potensi kekerasan yang menyimpang, seperti radikalisme dan terorisme,” katanya.
Ia juga mengingatkan meski Indonesia patut bersyukur karena berhasil mencapai zero terrorist attack sejak 2023 hingga sekarang, ancaman tidak pernah hilang. Kelompok teroris telah beralih strategi dari pendekatan keras ke lunak melalui propaganda online, indoktrinasi, dan rekrutmen yang menyasar kelompok rentan, khususnya anak muda yang aktif di dunia digital.
“Mereka bermain di ruang yang kalian kuasai, karena itulah kewaspadaan serta peran kalian menjadi garda terdepan,” ujarnya.
Ia juga secara khusus mengajak para pemuda untuk membangun budaya damai di lingkungan sehari-hari, kampus, media sosial, dan komunitas serta meningkatkan pemahaman dan kerja sama nyata dengan teman yang berbeda keyakinan.
Selanjutnya, ia meminta para pemuda untuk menjadikan persaudaraan lintas agama sebagai benteng kokoh melawan paham intoleransi, kebencian, dan kekerasan.
“Berdirilah bersama, suarakan nilai-nilai kemanusiaan, dan nyatakan dengan lantang bahwa kekerasan tidak memiliki tempat dalam agama mana pun,” katanya.

