BI dorong pelaku UMKM NTT akses pasar digital
Kantor perwakilan Bank Indonesia NTT terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di provinsi berbasis kepulauan ini mulai mengakses pasar digital dan bertransaksi secara daring.
Kupang (ANTARA) - Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di provinsi berbasis kepulauan ini mulai mengakses pasar digital dan bertransaksi secara daring.
"Kami saat ini sedang berusaha mendorong para pelaku UMKM di NTT agar mulai membiasakan diri mengakses pasar digital dan bertransaksi secara daring seiring dengan kemajuan teknologi saat ini," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah NTT Naek Tigor Sinaga kepada wartawan di Kupang, Senin (25/3).
Tigor menjelaskan bahwa BI saat ini menjadi bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perkembangan ekonomi.
Salah satu program strategis yang tengah dikembangkan adalah dengan memperkuat kebijakan untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan digital.
Tigor menambahkan bahwa hal ini juga sempat ia sampaikan dalam acara sosialisasi dan pelatihan pasar digital (e-commerce),
Bakumpul UMKM Menuju Online pekan lalu di Kabupaten Sumba Barat yang dihadiri oleh Bupati Agustinus Niga Dapawole.
"Berdasarkan data BI, transaksi e-commerce dalam negeri mencapai angka Rp11 triliun hingga Rp13 triliun per bulan dan transaksi tersebut terus mengalami peningkatan tiap waktu," ujar dia.
Oleh karena itu ia mengharapkan setiap pelaku UMKM di NTT mulai menerapkan hal tersebut mengingat saat ini keutungan yang dihasilkan sangat besar.
BI menyusun 12 program strategis yang salah satunya memperkuat kebijakan untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan digital yakni mendorong pelaku UMKM agar mengakses pasar daring atau digital dan dapat bertransaksi secara daring.
Menurut dia, akses pasar akan semakin luas sehingga keuntungan yang dihasilkan juga akan semakin besar.
“Melalui sistem online atau digital, sudah tentu akses pasar dapat lebih luas, sehingga barang yang di produksi di NTT dapat dipasarkan," ujar Tigor.
Saat ini BI NTT sendiri masih mendata pelaku UMKM produk makanan saja di NTT yang sudah menggunakan sistem tersebut.
"Kita saat ini masih mendata. Sekaligus beberapa waktu lalu sempat dilakukan sosialisasi yang melibatkan Bukalapak, serta UMKM untuk mencari tahu serta mendata lebih lanjut," tambah dia.
Baca juga: Untuk sosialisasi pasar digital, BI NTT gandeng Bukalapak
Baca juga: BI NTT kembangkan pemasaran tenun ikat secara digital
"Kami saat ini sedang berusaha mendorong para pelaku UMKM di NTT agar mulai membiasakan diri mengakses pasar digital dan bertransaksi secara daring seiring dengan kemajuan teknologi saat ini," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah NTT Naek Tigor Sinaga kepada wartawan di Kupang, Senin (25/3).
Tigor menjelaskan bahwa BI saat ini menjadi bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perkembangan ekonomi.
Salah satu program strategis yang tengah dikembangkan adalah dengan memperkuat kebijakan untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan digital.
Tigor menambahkan bahwa hal ini juga sempat ia sampaikan dalam acara sosialisasi dan pelatihan pasar digital (e-commerce),
Bakumpul UMKM Menuju Online pekan lalu di Kabupaten Sumba Barat yang dihadiri oleh Bupati Agustinus Niga Dapawole.
"Berdasarkan data BI, transaksi e-commerce dalam negeri mencapai angka Rp11 triliun hingga Rp13 triliun per bulan dan transaksi tersebut terus mengalami peningkatan tiap waktu," ujar dia.
Oleh karena itu ia mengharapkan setiap pelaku UMKM di NTT mulai menerapkan hal tersebut mengingat saat ini keutungan yang dihasilkan sangat besar.
BI menyusun 12 program strategis yang salah satunya memperkuat kebijakan untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan digital yakni mendorong pelaku UMKM agar mengakses pasar daring atau digital dan dapat bertransaksi secara daring.
Menurut dia, akses pasar akan semakin luas sehingga keuntungan yang dihasilkan juga akan semakin besar.
“Melalui sistem online atau digital, sudah tentu akses pasar dapat lebih luas, sehingga barang yang di produksi di NTT dapat dipasarkan," ujar Tigor.
Saat ini BI NTT sendiri masih mendata pelaku UMKM produk makanan saja di NTT yang sudah menggunakan sistem tersebut.
"Kita saat ini masih mendata. Sekaligus beberapa waktu lalu sempat dilakukan sosialisasi yang melibatkan Bukalapak, serta UMKM untuk mencari tahu serta mendata lebih lanjut," tambah dia.
Baca juga: Untuk sosialisasi pasar digital, BI NTT gandeng Bukalapak
Baca juga: BI NTT kembangkan pemasaran tenun ikat secara digital