BI NTT kembangkan pemasaran tenun ikat secara digital

id Tenun Ikat

BI NTT kembangkan pemasaran tenun ikat secara digital

Festival Tenun Ikat di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timut. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur mengembangkan sistem pemasaran tenun ikat pada sejumlah galeri tenun ikat binaannya dengan memanfaatkan teknologi digital.
Waingapu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur mengembangkan sistem pemasaran tenun ikat pada sejumlah galeri tenun ikat binaannya dengan memanfaatkan teknologi digital.

"Saat ini kami ada kembangkan pemasaran digital, vintage village, di galeri-galeri tenun ikat binaan kami sehigga nanti masuk dalam e-commerce, market share," kata Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi BI NTT, Andre Asa di Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur, Sabtu (2/3).

Andre mengatakan, pengembangan sistem pemasaran secara digital ini untuk menjawab tuntutan pasar yang menginginkan informasi yang memadai terkait produk-produk tenun ikat.

Ia menjelaskan, seperti peminat tenun ikat dari kalangan mancanegara yang umumnya sangat menghargai proses pembuatan suatu produk, misalnya terkait tenun ikat seperti cara pewarnaan alam, pemintalan, penenunan, dan sebagainya.

"Itu semua harus didokumentasikan secara digital sehingga nilai produk yang dijual menjadi lebih menarik bagi konsumen," katanya.

Andre mengatakan, pihaknya terus mendorong kelompok-kelompok penenun tenun ikat untuk meningkatkan produksi dan membantu pemasaran secara lokal maupun nasional.

Baca juga: NTT - Ekuador jalin kerja sama di bidang tenun ikat

Pada beberapa kesempatan, lanjutnya, para penenun juga dilibatkan langsung dalam pameran berskala internasional seperti Pameran Humba Hammu di Jakarta.

"Di pameran ini kami perkenalkan dengan para pencinta tenun ikat, kalangan pebisnis maupun selebritis, sehingga bisa saling share," katanya.

Andre menambahkan, saat ini BI NTT memiliki dua galeri tenun ikat binaan yang menyebar di Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Belu, serta rumah-rumah produksi di Kota Kupang.

Kehadiran galeri ini, lanjutnya, bertujuan untuk menguatkan ekonomi rumah tangga masyarakat penenun di desa-desa sesuai dengan potensi yang dihasilkan.

"Jadi kami manfaatkan program sosial untuk menghadrikan galeri seperti di Kampung Adat Paringu Prailiu, Sumba Timur, yang kami bangun di 2016 lalu dengan anggaran dana sekitar Rp700 juta," katanya.

Baca juga: Ribuan masyarakat hadiri Festival Tenun Ikat NTT
Baca juga: Kampung Adat Praingu Prailiu jadi galeri tenun ikat