Betun (ANTARA) - General Manager Operasional PT Inti Daya Kencana (IDK) Johanes Tarigan mengatakan lahan garam seluas 32 hektare di Desa Rabasa, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, saat ini sedang dalam proses produksi.
"Hasil produksinya diperkirakan mencapai 3.200 ton dengan kapasitas produksi 100 ton per hektare," kata Tarigan kepada wartawan di Betun, ibu kota Kabupaten Malaka, Rabu (27/3).
Dia memperkirakan produksi garam tersebut akan dipanen untuk pertama kalinya pada Mei 2019 mendatang.
Ia mengatakan, lahan tidak terkendala urusan perizinan terkait analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) karena sudah berproduksi.
Selain itu, lanjutnya, terdapat 286 hektare lahan yang saat ini dalam proses persiapan berupa pembersihan area untuk memulai produksi.
"Jadi dua lahan ini bisa berproduksi karena ada aturan dari Kementerian Lingkungan Hidup bahwa area yang sudah berkegiatan akan dikerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup di daerah," katanya.
Ia mengatakan, hingga saat ini total luas lahan yang sudah dibebaskan untuk pembangunan tambak garam sekitar 1.100 hektare dari target lahan potensial seluas 2.500 hektare.
Ia menambahkan, namun hasil garam yang akan dipanen untuk pertama tersebut belum dipasarkan melainkan dijadikan pondasi untuk mendukung produksi selanjutnya.
"Jadi kami jadikan produksi ini untuk bikin mejanya atau alasnya dahulu sehingga selanjutnya bisa diolah dengan alat untuk menghasilkan garam yang lebih bersih," demikian Johanes Tarigan.
Baca juga: PT IDK butuh 2.500 hektare untuk tambak garam di Malaka
Baca juga: Tambak garam Malaka harus dilanjutkan, kata Gubernur
32 hektare lahan garam di Rabasa dalam proses produksi
"Hasil produksinya diperkirakan mencapai 3.200 ton dengan kapasitas produksi 100 ton per hektare," kata Johanes Tarigan.