Potensi tambak garam Sabu Raijua capai 2.000 hektare

id Garam, NTT, Kota Kupang

Potensi tambak garam Sabu Raijua capai 2.000 hektare

Pekerja mendorong gerobak berisi garam di lokasi tambak garam yang dikelolah oleh PT Timor Livestock Lestari di desa Nunkurus Kabupaten Kupang, NTT (20/8/2019). Lokasi tambak garam itu sedang dipersiapkan jelang kedatangan Presiden Joko Widodo yang dijadwakan akan melakukan panen perdana garam di daerah itu.ANTARA/Kornelis Kaha.

Luas area tambak garam di kabupaten Sabu Raijua mencapai 2.000 hektare, tetapi ya memang saat ini yang baru dimanfaatkan areanya baru mencapai 102 hektare saja
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua menyebutkan bahwa luas area lahan tambak garam di kabupaten itu mencapai 2.000 hektare, namun yang dimanfaatkan baru 102 hektare saja.

"Luas area tambak garam di kabupaten Sabu Raijua mencapai 2.000 hektare, tetapi ya memang saat ini yang baru dimanfaatkan areanya baru mencapai 102 hektare saja, " kata penjabat sementara Bupati Sabu Raijua Ferdy Kapitan saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa, (27/10).

Ia mengatakan bahwa walaupun baru 102 hektare yang dimanfaatkan untuk tambak garam, namun produksi perharinya untuk setiap hektarenya mencapai 20 ton.

Ferdy mengaku bahwa potensi garam industri di daerah itu memang sangat menjanjikan, karena memang dengan cuaca panas yang bagus produksinya atau hasilnya juga sangat bagus.

"Dari 102 hektare itu kami sudah berhasil panen 14 ribu ton garam. Dan kalau dihitung-hitung sampai dengan Desember nanti akan ada tambah lagi 5 ribu ton garam," tambah dia.

Nilai investasi untuk ribuan ton garam itu sendiri ujar dia bisa mencapai Rp7,5 miliar. Dan tentu saja ujar dia nilai ini akan menambah pendapatan daerah.

Namun sayangnya ujar dia, hingga saat ini ribuan ton garam itu belum terjual karena masih menjadi momok pangsa pasar bagi masyarakat dan pemda setempat.

Ia mengatakan dampaknya sungguh dirasakan oleh para petani di daerah itu. Namun untuk mengantisipasi itu pemerintah daerah akan tetap membayar para petani itu dengan sumber pendanaan dari sisa hasil penjualan garam di daerah itu pada masa panen sebelumnya.

Baca juga: Mendag harapkan NTT tingkatkan produksi garam

Baca juga: Presiden Jokowi catat dua masalah utama dalam industri garam rakyat


Gubernur NTT Viktor B Laiskodat sendiri pada kunjungan kerjanya di Sabu Raijua dan melakukan panen garam di kabupaten itu mengatakan akan berusaha mendatangkan pembeli

Namun untuk sementara waktu pemerintah provinsi akan membeli hasil produksi yang ada sehingga masyarakat dapat terus berproduksi.