Potensi tambak garam Sabu Raijua capai 2.000 hektare
Luas area tambak garam di kabupaten Sabu Raijua mencapai 2.000 hektare, tetapi ya memang saat ini yang baru dimanfaatkan areanya baru mencapai 102 hektare saja
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua menyebutkan bahwa luas area lahan tambak garam di kabupaten itu mencapai 2.000 hektare, namun yang dimanfaatkan baru 102 hektare saja.
"Luas area tambak garam di kabupaten Sabu Raijua mencapai 2.000 hektare, tetapi ya memang saat ini yang baru dimanfaatkan areanya baru mencapai 102 hektare saja, " kata penjabat sementara Bupati Sabu Raijua Ferdy Kapitan saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa, (27/10).
Ia mengatakan bahwa walaupun baru 102 hektare yang dimanfaatkan untuk tambak garam, namun produksi perharinya untuk setiap hektarenya mencapai 20 ton.
Ferdy mengaku bahwa potensi garam industri di daerah itu memang sangat menjanjikan, karena memang dengan cuaca panas yang bagus produksinya atau hasilnya juga sangat bagus.
"Dari 102 hektare itu kami sudah berhasil panen 14 ribu ton garam. Dan kalau dihitung-hitung sampai dengan Desember nanti akan ada tambah lagi 5 ribu ton garam," tambah dia.
Nilai investasi untuk ribuan ton garam itu sendiri ujar dia bisa mencapai Rp7,5 miliar. Dan tentu saja ujar dia nilai ini akan menambah pendapatan daerah.
Namun sayangnya ujar dia, hingga saat ini ribuan ton garam itu belum terjual karena masih menjadi momok pangsa pasar bagi masyarakat dan pemda setempat.
Ia mengatakan dampaknya sungguh dirasakan oleh para petani di daerah itu. Namun untuk mengantisipasi itu pemerintah daerah akan tetap membayar para petani itu dengan sumber pendanaan dari sisa hasil penjualan garam di daerah itu pada masa panen sebelumnya.
Baca juga: Mendag harapkan NTT tingkatkan produksi garam
Baca juga: Presiden Jokowi catat dua masalah utama dalam industri garam rakyat
Gubernur NTT Viktor B Laiskodat sendiri pada kunjungan kerjanya di Sabu Raijua dan melakukan panen garam di kabupaten itu mengatakan akan berusaha mendatangkan pembeli
Namun untuk sementara waktu pemerintah provinsi akan membeli hasil produksi yang ada sehingga masyarakat dapat terus berproduksi.
"Luas area tambak garam di kabupaten Sabu Raijua mencapai 2.000 hektare, tetapi ya memang saat ini yang baru dimanfaatkan areanya baru mencapai 102 hektare saja, " kata penjabat sementara Bupati Sabu Raijua Ferdy Kapitan saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa, (27/10).
Ia mengatakan bahwa walaupun baru 102 hektare yang dimanfaatkan untuk tambak garam, namun produksi perharinya untuk setiap hektarenya mencapai 20 ton.
Ferdy mengaku bahwa potensi garam industri di daerah itu memang sangat menjanjikan, karena memang dengan cuaca panas yang bagus produksinya atau hasilnya juga sangat bagus.
"Dari 102 hektare itu kami sudah berhasil panen 14 ribu ton garam. Dan kalau dihitung-hitung sampai dengan Desember nanti akan ada tambah lagi 5 ribu ton garam," tambah dia.
Nilai investasi untuk ribuan ton garam itu sendiri ujar dia bisa mencapai Rp7,5 miliar. Dan tentu saja ujar dia nilai ini akan menambah pendapatan daerah.
Namun sayangnya ujar dia, hingga saat ini ribuan ton garam itu belum terjual karena masih menjadi momok pangsa pasar bagi masyarakat dan pemda setempat.
Ia mengatakan dampaknya sungguh dirasakan oleh para petani di daerah itu. Namun untuk mengantisipasi itu pemerintah daerah akan tetap membayar para petani itu dengan sumber pendanaan dari sisa hasil penjualan garam di daerah itu pada masa panen sebelumnya.
Baca juga: Mendag harapkan NTT tingkatkan produksi garam
Baca juga: Presiden Jokowi catat dua masalah utama dalam industri garam rakyat
Gubernur NTT Viktor B Laiskodat sendiri pada kunjungan kerjanya di Sabu Raijua dan melakukan panen garam di kabupaten itu mengatakan akan berusaha mendatangkan pembeli
Namun untuk sementara waktu pemerintah provinsi akan membeli hasil produksi yang ada sehingga masyarakat dapat terus berproduksi.