Kupang (ANTARA) - Manajemen PT Pertamina (Persero) menyatakan jika terminal LPG di Terminal BBM Tenau beroperasi maka akan berdampak pada penurunan harga jual LPG khususnya non subsidi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Kami berharap agar jika nanti sudah beroperasi terminal LPG-nya di Kupang, maka harga LPG di daerah ini juga akan menurun," kata Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina, Gandhi Sriwidodo kepada wartawan di Kupang, Senin (1/4).
Saat ini harga jual LPG di wilayah Nusa Tenggara Timur mulai dari pulau Timor, Flores, dan pu;au Sumba untuk Elpiji 12 Kg dan Bright Gas 12 kg berada pada kisaran Rp195-225 ribu per tabung sementara Bright Gas 5,5 Kg sekitar Rp110-135 ribu per tabung.
Diharapkan dengan beroperasinya Terminal LPG Kupang dan dengan pembangunan Stasiun Penguisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) ke depannya, maka harga akan turun menjadi sekitar Rp155-170 ribu per tabung untuk Elpiji 12 Kg dan Bright Gas 12 kg, serta Rp72-85 ribu per tabung untuk Bright Gas 5,5 Kg.
"Penurunan terjadi karena sebelumnya para Agen LPG Non subsidi di NTT melakukan pengisian di Surabaya. Namun setelah Terminal LPG Kupang beroperasi dan adanya rencana pembangunan SPPBE maka rantai suplai menjadi lebih pendek, dan harga menjadi lebih kompetitif. Harga jual diperkirakan akan sama dengan wilayah NTB," terang Gandhi.
Pembangunan Terminal LPG khususnya di Kupang (NTT), dilakukan oleh BUMN konstruksi yaitu PT Barata yang terbukti kompetitif setelah melalui proses seleksi sebelumnya.
Baca juga: Pembangunan terminal LPG Kupang dimulai
"Disini terlihat bahwa kerjasama sesama BUMN bisa terlaksana dengan sangat baik dan kompetitif untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutup Gandhi.
Direktur Utama Barata Indonesia Oksarlidady Arifin optimis bahwa pembangunan terminal LPG di Kupang bisa selesai sesuai dengan target yakni 18 bulan sebab pihaknya pernah membangun yang sama di beberapa daerah di Pulau Jawa.
Proyek Terminal LPG Tenau Kupang merupakan proyek penugasan pemerintah Ex- APBN untuk mendukung program konversi BBM di NTT.
Adapun cakupan lingkup proyek terdiri atas pembangunan dua unit tangki LPG "pressurized kapasitas 500 ton yang dilengkapi dengan sarana dan fasilitas penunjang. Selain itu, terdapat pembangunan jembatan jetty baru berkapasitas 1000-6000 DWT.
Sementara itu, belanja modal Pertamina untuk proyek tangki ini mencapai Rp272 miliar-Rp300 miliar.
Baca juga: Pertamina targetkan pembangunan terminal LPG selesai 2020
Baca juga: Rp1,2 triliun untuk bangun empat terminal LPG di Indonesia Timur