Ekonomi masa pemerintahan Jokowi-JK bergerak positif

id Debat capres

Ekonomi  masa pemerintahan Jokowi-JK bergerak positif

Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Debat kelima tersebut mengangkat tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi serta Perdagangan dan Industri. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A./hp).

Pengamat ekonom dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Ada MBA menilai, ekonomi nasional pada masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bergerak positif.
Kupang (ANTARA) -
Pengamat ekonom dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Ada MBA menilai, ekonomi nasional pada masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bergerak positif.

"Ekonomi pada jaman pemerintah Jokowi terjadi peningkatan setiap tahun, dan ini menunjukan bahwa kesejahteraan masyarakat dan pendapatan perkapita berubah secara positif," kata James Adam kepada Antara di Kupang, Sabtu (13/4) malam.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan debat calon presiden dan wakil presiden kelima, dan bagaimana pertumbuhan ekonomi dalam masa empat tahun terakhir dibanding dengan masa pemerintahan sebelumnya.

Debat terakhir capres dilaksanakan di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu malam mengangkat tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri.

Menurut dia, materi debat sangat menarik dan memang  Jokowi masih mendominasi debat karena menguasai benar apa yang sudah dilakukan. 

James Adam mengakui bahwa perkembangan investasi dan industri pada masa pemerintahan Jokowi-JK memang berkembang pesat.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi NTT pada 2018 sebesar 5,13 persen

Artinya, investasi dan industri pada jaman pemerintah Jokowi terjadi peningkatan setiap tahun, dan ini menunjukan bahwa kesejahteraan masyarakat dan pendapatan perkapita berubah secara positif.

Menurut dia, perekonomian nasional bergerak positif sehingga investasi di Indonesia meningkat signifikan, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Buktinya di Labuan Bajo, Manggarai Barat, dengan parawisata dan di Timor dengan banyaknya pembangunan hotel, restoran dan komoditi export. 

Selain itu, kata James Adam, fakta juga menunjukkan bahwa pertumbhan ekonomi NTT meningkat tiap tahun.

Artinya, kata dia, PDRB meningkat dan itu berarti pendapatan masyarakat juga bertambah.

"Memang pertumbahan ekonomi belum memberikan dampak yang besar karena itulah ciri dari NTT sebagai daerah tertinggal," katanya. 

Baca juga: TNK berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi daerah
Baca juga: BI : Tahun politik dorong pertumbuhan ekonomi NTT