Rp7,5 miliar untuk budidaya kerapu di Labuan Kelambu, Flores

id Benih kerapu

Rp7,5 miliar untuk budidaya kerapu di Labuan Kelambu, Flores

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ganef Wurgyanto. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Budidaya ikan kerapu ini merupakan bagian dari intervensi pembangunan menyusul telah diselesaikannya sengketa batas wilayah antara Kabupaten Ngada dengan Kabupaten Manggarai Timur yang berlangsung selama puluhan tahun.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalokasikan dana sekitar Rp7,5 miliar untuk mendukung pengembangan budidaya ikan kerapu di wilayah Labuan Kelambu, Kabupaten Ngada, Pulau Flores.

"Alokasi dana dari provinsi ini terutama untuk pengadaan benih ikan kerapu sebanyak satu juta ekor di Labuan Kelambu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto kepada ANTARA di Kupang, Senin (22/7).

Ia mengatakan, budidaya ikan kerapu ini merupakan bagian dari intervensi pembangunan menyusul telah diselesaikannya sengketa batas wilayah antara Kabupaten Ngada dengan Kabupaten Manggarai Timur yang berlangsung selama puluhan tahun.

Dijelaskannya, alokasi anggaran senilai Rp7,5 miliar tersebut akan digunakan untuk membiayai pengadaan benih dengan harga sekitar Rp5.500 per ekor beserta biaya pengangkutan.

Selain itu, lanjutnya, di lokasi budidaya juga akan dilakukan pengadaan fasilitas penunjang seperti karamba, pondok penjagaan, rumah ikan, dan perahu bertonase 3 GT.

"Program budidaya karapu ini sudah kami bahas bersama komisi terkait di DPRD provinsi, dan Bapak Gubernur (Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, red) sudah menyurati DPRD untuk anggaran mendahului APBD perubahan 2019," katanya.

Baca juga: 5.000 benih kerapu untuk Mulut Seribu

Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengatakan, program budidaya tersebut ditargetkan akan menghasilkan ikan-ikan karapu berkualitas tinggi yang higenis dengan tujuan utama untuk diekspor.

Ia menjelaskan, ikan-ikan karapu yang dihasilkan nantinya berupa ikan hidup yang ditangkap dengan cara dipancing dan dinaikkan ke karamba. "Jadi hasilnya ikan hidup yang ditargetkan untuk ekspor, selain itu juga untuk suplay ke daerah wisata seperti Bali, maupun di Pulau Flores," katanya.

Ganef menambahkan, pihaknya menargetkan aktivitas budidaya ikan kerapu itu akan dimulai paling lambat pada November 2019 mendatang. "November nanti, usaha budidaya sudah kita mulai," katanya menambahkan.

Baca juga: Sejuta ekor benih kerapu siap dibudidayakan di Ngada
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kedua kiri), Mensesneg Pratikno (kiri), Gubernur NTT Viktor Laiskodat (kedua kanan), dan Bupati Belu Willy Lay (kiri) menebar benih ikan pada peresmian Bendungan Rotiklot di Belu, Atambua, NTT, Senin (20/5/2019). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp).