"Waduk Lambo akan dibangun tahun 2017. Saat ini sedang dalam proses lelang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata Andre Koreh kepada Antara di Kupang, Rabu terkait rencana pembangunan Waduk Lambo.
Rencana pembangunan Waduk Lambo di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur itu sudah tertunda sejak tahun 2000 karena adanya penolakan dari masyarakat pemilik lahan.
Menurut dia, jika proses lelang sudah selesai dan sudah ada penetapan pemenang, maka akan segera diikuti dengan peletakan batu pertama pembangunan.
Dia mengatakan, sejauh ini sudah tidak ada masalah lahan dan proses pembangunan waduk akan secepatnya dimulai.
Andre Koreh menambahkan, keberadaan waduk itu akan memberi beberapa manfaat untuk masyarakat Nagekeo yakni akan ada mesin pembangkit tenaga listrik untuk sebagian wilayah Nagekeo.
Selain itu, akan ada suplay air baku bagi kebutuhan masyarakat serta mengairi daerah irigasi persawahan di Mbay, katanya.
Pembangunan Waduk Lambo membutuhkan lahan seluas sekitar 400 hektare, dengan daerah genangan sekitar 300 hektare.
Dia mengatakan, jika waduk ini dibangun pada tahun 2017, maka diharapkan paling lambat 2019 sudah bisa beroperasi.
Hanya saja, Andre tidak menyebut berapa anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan waduk, serta kapasitas tampung air.
Dua bendungan
Andre juga mengatakan NTT akan mendapat jatah dua dari sembilan bendungan yang akan dibangun pemerintah pusat pada tahun anggaran 2017.
Kedua bendungan itu yakni Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka dan Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores.
Kedua bendungan itu yakni Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka dan Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Imam Santoso di Jakarta, (22/2) mengatakan, Kementerian PUPR dalam tahun ini akan membangun sembilan bendungan di seluruh Indonesia.
Andre Koreh mengatakan, dari dua bendungan yang dibangun di NTT, Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka sedang dalam proses pengerjaan oleh PT Nindya Karya.
"Untuk Bendungan Napunggete, kontrak pelaksanaan pembangunan sudah dilakukan pada 7 Desember 2016 lalu antara Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II selaku pengguna jasa dan PT Nindya Karya (Persero) Wilayah VII selaku penyedia jasa," katanya.
Bendungan ini, kata dia, akan memiliki volume tampungan sebanyak 7,63 juta meter kubik sehingga akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar.
"Direncanakan dapat mengairi irigasi seluas 700 hektar, menyediakan air baku sebanyak 0,20 meter kubik per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt," katanya.
Pembangunan bendungan ini diharapkan rampung cepat. Apa lagi, proses pembebasan lahan untuk bendungan akan mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat.
Sementara Bendungan Lambo, saat ini masih dalam proses pelelangan dan diharapkan paling lambat April 2017 sudah dilakukan penandatanganan kontrak kerja sama dengan pihak ketiga.
Andre Koreh menambahkan keberadaan waduk itu akan memberi beberapa manfaat penting untuk masyarakat Nagekeo yakni akan ada mesin pembangkit tenaga listrik untuk sebagian wilayah Nagekeo.
Selain itu, bendungan juga akan memasok air baku bagi kebutuhan masyarakat serta mengairi daerah irigasi persawahan di Mbay.
Pembangunan Waduk Lambo membutuhkan lahan seluas sekitar 400 hektare, dengan daerah genangan sekitar 300 hektare.
Dia mengatakan, jika waduk ini dibangun pada tahun 2017 ini, maka diharapkan paling lambat 2019 atau 2020 sudah bisa beroperasi.