NTT Tertinggal Dalam Pembangunan Waduk

id Waduk

NTT Tertinggal Dalam Pembangunan Waduk

Bendungan Tilong di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur

"Kita berharap waduk lainnya yang juga akan siap dibangun di NTT yakni Temef, Lambo, Napunggete, Manikin tetap menjadi priotitas," kata Andre Koreh.
Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur Andre Koreh mengatakan NTT tertinggal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam jumlah pembangunan waduk meskipun kedua provinsi bertetangga ini sama-sama memiliki karakteristik alam dan iklim semi arid.

"Hingga 2016 NTB telah memiliki 18 waduk, sementara NTT baru satu waduk yakni Waduk Tilong di Kabupaten Kupang dan sedang dalam proses pembangunan adalah waduk Raknamo, Temef di Kabupaten TTS, Rotiklot di Belu, Jawakisa di Nagekeo, Kolhua di Kota Kupang, Napunggete di Sikka, dan Waibara di Kabupaten Sumba Timur," katanya di Kupang, Rabu.

Ia menyebut persoalan ketertinggalan NTT dari NTB soal pembangunan fasilitas penampung air itu diantaranya tingkat kesadaran masyrakat untuk membebaskan dengan iklas lahan atau lokasi yang layak untuk dibangun Waduk atau Bendung dalam ukuran besar.

Rencana pembangunan waduk Kolhua menjadi salah satu contoh ketidakiklasan warga untuk melepas lahan yang telah disurvai dan dilayatakan layak, meskipun akhirnya tertunda untuk dibangun hingga saat ini.

"NTT bersyukur tertundanya pembangunan Waduk Kolhua, sehingga alokasi anggarannya dialihkan pemerintah pusat untuk pembangunan Waduk Raknamo di Kabupaten Kupang yang masih berada dalam wilayah NTT.

Dia menuturkan, NTT tentunya sangat rugi apabila kejadian pada tahun 2001 terulang kembali, dimana karena adanya penolakan masyarakat terhadap pembangunan Waduk Aesesa, alokasi anggaran pembangunannya dipindahkan ke provinsi lain.

"Kita berharap waduk lainnya yang juga akan siap dibangun di NTT yakni Temef, Lambo, Napunggete, Manikin tetap menjadi priotitas karena menyangkut ketersediaan air baku untuk kabupaten dan Kota di NTT," katanya.

"Kita juga sepakat dengan Bapak Presiden bahwa masalah utama di NTT adalah ketersediaan air. Dengan musim hujan singkat, sedapat mungkin kita menampungnya untuk kebutuhan di musim kemarau dan jangka panjang," ujarnya.

Untuk itu katanya pemerintah sudah berencana membangun tujuh embung di NTT selain Raknamo.Kemudian ada 100 embung yang juga dibangun 2016 dan selanjutnya.

Sedangkan di Kabupaten TTS, sambungnya, untuk mengatasi masalah kekeringan akan dibangun 1000 sumur dan berdasarkan laporan yang sudah selesai ada 230 buah.

"Pembangunan Waduk Raknamo di Kabupaten Kupang akan segera dilakukan pada tahun 2015 yang ground breaking-nya akan dilaksanakan pada Bulan Januari 2015 mendatang oleh Menteri PU dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono," ujarnya.

Dia menyebutkan, selain Waduk Raknamo yang tengah mulai dibangun, beberapa waduk yang sudah disiapkan desain dan pradesainnya antara lain Temef di Kabupaten TTS, Rotiklot di Belu, Jawakisa di Nagekeo, Kolhua di Kota Kupang, Napunggete di Sikka, dan Waibara di Kabupaten Sumba Timur.

Dia mengatakan, selain enam waduk yang sudah disiapkan desain dan pradesainnya, masih ada 46 calon waduk lagi yang sedang dilakukan studi lokasi potensial.

Sebelumnya kata dia Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berharap agar Waduk Kolhua dapat segera dibangun untuk menyelesaikan masalah air minum di Kota Kupang. Karena telah dialokasikan anggaran dalam APBN sejak 2015, dengan catatan masalah lahan harus clear.

"Pembangunan Waduk Kolhua selain untuk penyediaan air bersih atau air minum untuk warga Kota Kupang, waduk tersebut juga dapat digunakan dalam rangka pengendalian banjir di daerah sekitar muara sungai," paparnya.

Berdasarkan data teknis yang ada, sebutnya, sebanyak 150,55 per detik, digunakan untuk 162.594 jiwa atau 32.519 sambungan rumah di Kota Kupang.

Tidak hanya untuk sambungan rumah, tuturnya, dengan adanya waduk tersebut juga akan menaikkan permukan air tanah dalam wilayah Kota Kupang.