Asita NTT Minta Pelatihan Pramuwisata

id Asita

Asita NTT Minta Pelatihan Pramuwisata

Yohanes Rumat, Wakil Ketua ASITA NTT

"Selama ini yang kita lihat belum ada program pembinaan khusus dan latihan berkelanjutan dari pemerintah untuk mengembangkan kualitas pramuwisata kita," kata Yohanes Rumat.
Kupang (Antara NTT) - Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Timur meminta pemerintah setempat agar mengadakan program pelatihan kepada pramuwisata atau pemandu di daerah wisata secara berkelanjutan.

"Selama ini yang kita lihat belum ada program pembinaan khusus dan latihan berkelanjutan dari pemerintah untuk mengembangkan kualitas pramuwisata kita," kata Wakil Ketua ASITA NTT Yohanes Rumat di Kupang, Jumat.

Menurutnya, kebanyakan pramuwisata di povinsi kepulauan itu bertumbuh secara alamiah, artinya naluri memandu dikarenakan desakan situasi.

Sementara, katanya, lulusan sekolah-sekolah pariwisata juga masih membutuhkan penyesuaian ketika menjalankan tugas sebagai pemandu lapangan secara profesional.

"Tidak semua lulusan ini bisa bekerja secara profesional tapi butuh penyesuaian lama, padahal kalau dilatih khusus setelah tamat akan lebih baik lagi," katanya.

Menurutnya, profesionalitas kerja pemandu menjadi salah satu faktor kunci yang berdampak pada peningkatan arus kunjungan wisatawan.

"Seperti yang bisa kita alami di daerah yang wisatanya sudah maju seperti di Bali, Lombok dan Yogyakarta," katanya mencontohkan.

Apalagi, katanya, sektor pariwisata Nusa Tenggara Timur saat ini tengah menggeliat dan terus diincar wisatawan dari berbagai daerah dan negara.

"Berwisata itu menyangkut faktor keamanan dan kenyamanan, pengunjung akan betah dan berlama-lama ketika dilayani dengan ramah dan maksimal," katanya.

Dia mengatakan, tidak hanya kesiapan pemandu lapangan namun aspek lain seperti pengelola hotel, restoran, transportasi juga berperan penting.

Menurutnya, untuk itu pemerintah perlu memberikan stimulus berupa biaya untuk memfasilitasi tempat, akomodasi, dan menghadirkan instruktur yang profesional untuk melatih.

"Ini yang harus difasilitasi secara terjadwal dan berkelanjutan untuk memastikan agar pelayanan wisata kita tidak kalah bersaing dengan daerah lain," demikian Yohanes Rumat.