Sumba Timur gelontorkan Rp4 miliar untuk COVID-19

id dampak Corona

Sumba Timur gelontorkan Rp4 miliar untuk COVID-19

Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Sumba Timur menggelontorkan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk penanganan serangan virus Corona (COVID-19) yang sudah merebak di berbagai daerah di Indonesia.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur menggelontorkan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk penanganan serangan virus Corona (COVID-19) yang sudah merebak di berbagai daerah di Indonesia.

"Sebagai langkah awal kami gunakan dana tak terduga senilai RP4 miliar untuk penanganan masalah penyebaran COVID-19 ini," kata Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora, ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (1/4).

Ia mengemukakan hal itu terkait upaya Pemerintah Kabupaten Sumba Timur dalam mencegah penyebaran maupun kesiapan penanganan kasus serangan COVID-19 di wilayah kabupaten paling timur Pulau Sumba itu.

Menurut Gidion, anggaran yang digelontorkan Rp4 miliar relatif masih kecil dan tidak cukup untuk penanganan wabah COVID-19 ini.

Baca juga: Manggarai Barat tutup semua destinasi wisata cegah COVID-19
Baca juga: Tanggulangi COVID-19, NTT pangkas dana perjalanan dinas


"Dana tak terduga yang kami gelontorkan ini memang masih kecil, untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) saja masih tidak cukup dengan nilai ini," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya tengah membicarakan bersama DPRD setempat untuk menambah alokasi anggaran melalui revisi APBD 2020.

"Bisa saja nanti paling kurang Rp10 miliar sebagai langkah pertama untuk melengkapi alat-alat APD, obat-obatan, tapi nilai pasnnya belum dipastikan karena masih dalam pembicaraan dengan DPRD," katanya.

Gidion mengatakan, pemerintahannya fokus memperkuat fasilitas kesehatan terutama APB serta sumber daya manusia para tenaga kesehatan untuk siap menangani pasien jika ada yang terpapar COVID-19.

Meskipun belum ada kasus positif COVID-19 di Sumba Timur namun kesiapsiagaan merupakan hal yang menjadi prioritas demi keselamatan masyarakat di daerah ini, katanya.

"Karena kalau ada kasus positif maka tidak mungkin kita kerahkan tenaga medis tanpa dibekali aspek keselamatan yang memadai," katanya.

Baca juga: Warga NTT diminta tak menolak ODP COVID-19
Baca juga: Retribusi hotel dan restoran di Labuan Bajo dibebaskan karena fenomena virus corona