Kupang (ANTARA) - Ketua DPD ASITA Nusa Tenggara Timur (NTT), Abed Frans mengatakan, keuntungan dari penjualan tiket pesawat sudah tidak bisa menghidupkan agen perjalanan (travel agent), karena komisi yang diberikan maskapai sudah sangat minim.
"Sekarang ini, keuntungan dari penjualan tiket penerbangan sudah tidak bisa dijadikan sebagai sandaran penghasilan agen perjalanan, karena komisi penjualan tiket itu sudah sejak beberapa tahun yang lalu selalu ditekan oleh pihak maskapai, kata Abed Frans kepada Antara di Kupang, Rabu (29/4).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan banyaknya travel agent di daerah itu yang menutup usahanya, dan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan karena tidak sanggup membayar gaji maupun operasional kantor.
Baca juga: ASITA : larangan terbang tak pengaruhi sektor pariwisata
Baca juga: Stakeholder diminta permudah "refund" akibat pembatalan wisata
Menurut dia, sejak adanya penjualan tiket online, posisi tawar airlines semakin kuat, dan membuat airlines tidak lagi bergantung pada agen perjalanan.
Apalagi penjualan yang dilakukan agent travel juga mengalami penurunan drastis karena masyarakat lebih memilih membeli tiket online langsung dari rumah, ketimbang ke travel agent.
"Jadi sekarang agent travel tidak bisa lagi hidup dari komisi penjualan tiket yang dijual. Apalagi tiket itu hanya sebatas tiket penerbangan domestik. Semakin hari airlines semakin memperkecil jumlah komisi penjualan tiket kepada agent," katanya.
"Kasihan juga para travel agent yang hanya mengandalkan komisi penjualan tiket sebagai usaha utama mereka," katanya menjelaskan.
Dia mengatakan, ASITA tidak bisa berbuat banyak karena berkaitan dengan erat dengan bisnis airlines.
ASITA: agen perjalanan tak bisa hidup dari komisi airlines
Sekarang ini, keuntungan dari penjualan tiket penerbangan sudah tidak bisa dijadikan sebagai sandaran penghasilan agen perjalanan