Kupang, NTT (ANTARA) - Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, Dr. Dwinita Larasati menekankan pentingnya koordinasi dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) di Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Potensi ekraf di NTT luar biasa. Hanya saja masih dalam kondisi sporadis, sehingga perlu ada upaya koordinasi yang strategis demi meningkatkan performa ekraf di wilayah NTT,” kata Dwinita di Kupang, Selasa (11/2).
Hal ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam Seminar Ekonomi NTT Baru 2025 yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT.
Menurut dia, koordinasi antara pelaku ekraf, pemda, dan stakeholder sangat penting demi pengembangan ekonomi NTT yang lebih transformatif pada 2025.
“Koordinasi yang baik dan berkelanjutan turut berdampak pada pengembangan budaya NTT,” katanya.
Baca juga: Gubernur NTT terpilih: Belanja publik diperbesar dorong pertumbuhan ekonomi
Baca juga: BI mengajak seluruh pihak perkuat pemulihan ekonomi NTT di 2025
Ia juga mengatakan bahwa bidang ekraf di NTT sangat beragam dan potensial. Namun, belum banyak yang dieksplorasi.
“Kalaupun ada, masih belum teramplifikasi secara baik,” kata Dwinita yang merupakan dosen pada Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Ia pun menyarankan pelaku ekraf perlu diidentifikasi, dibina, dan dilibatkan secara aktif dan dan konsisten. Hal ini bertujuan agar pelaku ekraf lebih solid membawa identitas NTT.
“Karena itu, perlu didukung oleh pemda dan dinas terkait,” tambah dia.
Ia berharap agar ke depannya pelaku ekonomi kreatif di NTT terus berinovasi dengan ragam teknologi yang relevan. Selain itu, terus berkoordinasi dan berjejaring supaya bisa mencapai skala yang lebih besar.