Satgas Pangan Belum Temukan Indikasi Penimbunan

id Satgas Pangan

Satgas Pangan Belum Temukan Indikasi Penimbunan

Kabid Humas Polda NTT AKBP Jules Abraham Abbas

Tim Satgas Pangan NTT belum menemukan indikasi penimbunan barang yang dilakukan para pedagang maupun distributor di daerah ini.
Kupang (Antara NTT) - Tim Satuan Tugas Pangan gabungan yang terdiri atas Polda bersama Pemerintah Provinsi NTT belum menemukan indikasi penimbunan barang yang dilakukan para pedagang maupun distributor di daerah ini.

"Tim Satgas Pangan ini sudah terbentuk dan menjalankan tugasnya, namun sampai sekarang belum ada oknum pedagang hingga distributor nakal yang kedapatan melakukan penimbunan," kata Kabid Humas Polda NTT AKBP Jules Abraham Abbas di Kupang, Senin.

Harga pangan dan aneka jenis barang di pasaran, mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern seperti minimarket, swalayan, atau hypermart tetap stabil.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk memantau upaya penimbunan pangan menjelang hingga memasuki Ramadhan ini sehingga kestabilan harga pangan di pasaran terutama selama puasa hingga lebaran tetap terjaga.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian langsung menginstruksikan seluruh jajaran polda dan polres membentuk Tim Satgas Pangan dan melibatkan unsur pemerintah daerah, khususnya Dinas Perindustrisan dan Perdagangan.

"Jadi Polda NTT juga telah membentuk tim tersebut yang berasal dari Ditreskrimsus Polda bersama Disperindag dan Pemprov NTT dan menjalankan fungsi pengawasannya," kata mantan Kapolres Manggarai Barat itu.

Tugas tim satgas pangan ini akan berjalan hingga berakhirnya perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah yang jatuh pada 25 dan 26 Juni 2017.

Langkah pemerintah dalam menjaga kestabilan harga tetap terjamin dan bisa dijangkau masyarakat, dan bila kedapatan ada oknum pedagang maupun distributor nakal yang melakukan penimbunan akan dikenakan sanksi hukum.

Mentan Amran Sulaiman sebelumnya menegaskan akan menindak tegas importir yang terbukti melakukan perbuatan melawan hukum dengan menimbun pangan pokok dengan tujuan bisnis, namun mengorbankan pihak lain menjelang dan saat ini bulan suci Ramadhan dan Lebaran 2017.

Saat ini katanya sejumlah bahan pangan pokok mulai naik menjelang hari raya besar keagamaan sehingga perlu pengawasan dan penegakan hukum apabila ada pedagang yang menimbun atau praktik dagang yang tidak sehat lainnya.

Ia mengatakan tren kenaikan harga sepertinya sudah menjadi tradisi selama ini terutama ketika akan memasuki hari raya besar keagamaan seperti Ramadhan 1438 Hijriah yang sebentar lagi akan dimulai.

"Tetapi itulah bisnis dan perdagangan menurut pada hukum ekonomi permintaan dan penawaran, sehingga akan terbentuk mekanisme pasar dan hargapun akan ikut menyesuaikan," katanya.

Namun menurut dia, kenaikan tersebut tidak menyeluruh pada semua bahan pangan, tetapi hanya pada pangan tertentu dan sebagian besar bervariasi untuk setiap daerah.

"Intinya suplai sembako aman. Ketersediaan sembako aman, persoalan rantai distribusi yang ada spekulan, penimbun, kartel sedang kami tangani bersama dan diitndak jika terbukti berdasarkan ketentuan yang berlaku," katanya.