Kupang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Belu Nusa Tenggara Timur AKBP Benny Miniani Arief mengatakan kondisi keamanan di kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste tersebut relatif kondusif menjelang putusan Pilkada Kabupaten Belu di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Alhamdulilah, saat ini Kabupaten Belu dalam keadaan kondusif," katanya saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin sore.
Ia mengatakan hal itu ketika ditanyai seputar keamanan di Kabupaten Belu jelang putusan sengketa Pilkada di Kabupaten Belu yang digelar di MK.
AKBP Benny mengaku bersama Uskup Atambua Mgr. Dominikus Saku dan Wakil Bupati Belu sedang bersama-sama memantau situasi.
Pihaknya pun sudah mengerahkan ratusan personel gabungan untuk menjaga keamanan di wilayah itu sejak Minggu (23/2) kemarin.
"Ada kurang lebih 500 personel gabungan yang kita kerahkan untuk menjaga keamanan di wilayah ini tetap aman dan kondusif," ujar dia.
Ratusan personel itu terdiri dari 300 orang dari Polres Belu, BKO dari Polda NTT yakni dari personel Brimob berjumlah 100 orang dan sisanya bantuan dari TNI, satpol PP dan personel terkait lainnya.
Untuk diketahui sengketa Pilkada Belu melibatkan pasangan nomor urut dua Agustinus Taolin dan Yulianus Tai Bere sebagai Pemohon, yang menggugat pasangan nomor urut 1 Willybrodus Lay dan Vicente Hornai Gonsalve.
Gugatan ditujukan kepada wakil dari pasangan nomor urut 1 Vicente Hornai Gonsalve yang dinilai tidak jujur saat mendaftar ke KPU saat tahapan pendaftaran.
Vicente disebut sebagai mantan narapidana karena melarikan anak di bawah umur tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Kapolres berharap agar seluruh masyarakat di Kabupaten Belu dapat bersama-sama menjaga Kamtibmas di wilayah tersebut agar wilayah perbatasan itu tetap kondusif.