Polda NTT Ajak Mahasiswa Cerdas Gunakan Medsos

id Medos

Polda NTT Ajak Mahasiswa Cerdas Gunakan Medsos

Wakil Direktur Intelkam Polda NTT AKBP Hidayat

Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur mengajak para mahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang agar cerdas dalam menggunakan media sosial (Medsos).
Kupang (Antara NTT) - Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur mengajak para mahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang agar cerdas dalam menggunakan media sosial (Medsos).

"Saat ini semakin marak masyarakat kita yang keliru memanfaatkan media sosial seperti facebook, twitter, instgaram, dan lainnya untuk menebar kebencian," kata Wakil Direktur Intelkam Polda NTT AKBP Hidayat di Kupang, Rabu.

Ia mengatakan hal itu saat hadir mewakili Kapolda NTT dalam diskusi bertema Mahasiswa Penjaga Kebhinekaan bersama para mahasiswa di Undana Kupang.

Hidayat mengingatkan mahasiswa agar tidak mengeluarkan ujaran kebencian yang menghina suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) tertentu.

"Jadi tolong kita sama-sama menjaga agar jangan saling menghujat apalagi menghina-hina unsur SARA tertentu lewat media sosial," katanya.

Mantan Kapolres Rote itu mengatakan, ujaran kebencian lewat media sosial dapat berdampak pada kasus hukum atau pidana sesuai Undang-Undang ITE.

Ia mencontohkan, kasus intoleransi dan ujaran kebencian lewat media sosial yang dilakukan seorang ibu rumah tangga, Prima Gaida, di Kota Kupang beberapa waktu lalu yang membuatnya diproses hukum.

Lebih lanjut, ia mengatakan, Kepolisian melalui tim siber terus memantau interaksi komunikasi masyarakat di daerah itu dalam berbagai jejaring media sosial.

Bahkan, lanjutnya, pihak Kepolisian juga bisa dengan mudah mendeteksi keberadaan oknum-oknum pengguna media sosial yang menyebarkan informasi-informasi terlarang atau mengeluarkan pendapat yang menyerang pihak lain.

Oleh karenanya, Hidayat mengajak pelajar di perguruan tinggi itu agar tidak mudah terhasut atau terpancing dengan berbagai informasi di media sosial terkait informasi yang belum terbukti kebenarannya atau hoax.

Ia juga meminta pelajar mahasiswa menghindari grup-grup media sosial yang isinya lebih banyak menebarkan informasi yang tidak benar dan bersifat provokatif. "Kita juga punya anggota tim siber yang ada di group-group media sosial untuk terus memantau," katanya.

Ia mengatakan, ajakan tersebut bukan bermaksud menakuti namun untuk menjaga agar interaksi antarumat beragama di daerah itu yang sudah terjaga dengan baik di tengah kondisi bangsa yang marak dengan isu-isu intoleransi dan radikalisme.

"Masyarakat NTT sudah terkenal sebagai daerah yang tingkat toleransinya tinggi, untuk itu kita jaga agar kualitas toleransi kita semakin baik dengan saling menghargai," katanya.