Kupang (Antara NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya menegaskan antrean panjang truk dan bus untuk memperoleh bahan bakar minyak dalam dua hari terakhir bukan disebabkan kelangkaan BBM.
Antrean kendaraan itu sesungguhnya disebabkan kuota BBM bersubsidi sudah melampaui jatah yang diberikan untuk NTT, kata Lebu Raya pada pembukaan rapat pimpinan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTT, di Kupang, Jumat malam.
"Beberapa hari terakhir ini ada antrean panjang kendaraan. Bukan hanya terjadi di Kota Kupang tetapi di seluruh NTT. Ini bukan karena BBM habis tetapi karena kuota BBM subsidi kita sudah hampir habis," kata Lebu Raya.
Dalam hubungan itu, pihak Pertamina harus mengambil langkah dengan membatasi pasokan ke SPBU sebagai bagian dari upaya pengendalian stok BBM bersubsidi.
Gubernur mengatakan telah meminta Pertamina untuk segera mengatasi masalah ini agar tidak menimbulkan keresahan berlanjut.
Gubernur juga mengaku telah meminta Pertamina untuk memberikan penjelasan kepada publik mengenai kebijakan yang diambil Pertamina agar masyarakat dapat memahami dan tidak berprasangka, seolah-olah telah terjadi kelangkaan BBM.
"Saya sudah minta Pertamina supaya menjelaskan kepada masyarakat. Penjelasan mestinya dilakukan sebelum menerapkan kebijakan sehingga masyarakat tidak merasa panik," katanya.
Sales Area Retail Pertamina NTT Rony Anthoko, secara terpisah mengatakan Pertamina Cabang Kupang sedang mengendalikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk mencegah penyimpangan.
"BBM bersubsidi tidak langka. Yang ada hanyalah pengendalian harga. Kami diperintahkan BP Migas untuk mengendalikan BBM bersubsidi," katanya.
Rony yang yang baru bertugas empat hari di Kupang itu mengatakan pengendalian BBM bersubsidi ini dimaksudkan agar pemanfaatannya tepat sasaran.
Ia menambahkan stok BBM bersubsidi yang dikuasi Pertamina Kupang saat ini mencapai 1.000 kl yang mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumen sampai enam hari ke depan.
Pada kesempatan itu, Gubernur Lebu Raya juga meminta pimpinan Kadin NTT untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat untuk dipahami.