Lewoleba (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor (Polres) Lembata, Nusa Tenggara Timur berkomitmen untuk mengatasi masalah antrean bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi permasalahan serius di daerah tersebut.
"Untuk sementara kami tertibkan tempat ini dulu. Kami akan cek pemasok BBM yang ada di sini, sesuai apa tidak dengan kebutuhan masyarakat setiap hari," kata Kapolres Lembata AKBP Josephien Vivick Tjangkung di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Senin, (17/4/2023).
Josephien Vivick merupakan Kapolres perempuan pertama di NTT yang baru saja ditempatkan di Lembata.
Baru dua hari di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, Josephien Vivick telah melakukan peninjauan ke SPBU Lamahora untuk mengatasi antrean kendaraan.
Dia memerintahkan tidak boleh ada mobil yang mengantre di luar jam operasi dan parkir di jalan raya tanpa sopir.
Selain itu Vivick juga mengecek kuota BBM yang masuk dan jumlah BBM yang didistribusikan selama sehari.
Dia pun melakukan pengecekan nozzle SPBU milik PT Hikam dan tangki pendam yang berada di sisi timur.
Vivick menegaskan akan menertibkan antrean panjang di sepanjang jalur jalan SPBU Lamahora dan Waijarang.
Dengan demikian ada petunjuk lebih jelas terkait permasalahan BBM di Lembata; apakah langka yakni kuota yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau dugaan adanya mafia BBM di Lembata.
"Nanti kita lihat sendiri seperti apa. Apakah sampai jam 10 tidak. Kalau sampai sore berarti ada kemajuan yang lebih baik," ucapnya.
Kini, pihak Polres Lembata, TNI, dan Satpol PP Kabupaten Lembata telah membuka posko di depan SPBU Lamahora agar tidak ada lagi antrean panjang seperti biasanya.
Pengendara yang hendak mengisi BBM wajib menunjukkan surat kendaraan yang cocok dengan plat nomor. Mereka juga hanya boleh mengantre pada satu jalur saja.
Baca juga: Kapolres perempuan pertama di NTT berkomitmen jalankan tugas maksimal
Baca juga: Penjabat Bupati Lembata minta OPD fokus delapan prioritas pembangunan