41 Imigran Asal Vietnam Terdampar di Kupang

id Imigran

41 Imigran Asal Vietnam Terdampar di Kupang

Polair Polda Nusa Tenggara Timur berhasil mengamankan 41 imigran gelap asal Vietnam yang hendak menyeberang ke Selandia Baru. Mereka terdampar di perairan Tablolong, Kupang Barat karena kapal yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar.(Foto ANTARA/Ko

Direktorat Kepolisian Air (Polair) Polda Nusa Tenggara Timur berhasil mengamankan 41 imigran gelap asal Vietnam yang terdampar di perairan Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

Kupang (Antara NTT) - Direktorat Kepolisian Air (Polair) Polda Nusa Tenggara Timur berhasil mengamankan 41 imigran gelap asal Vietnam yang terdampar di perairan Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

"Mereka kami amankan setelah ada laporan masyarakat Tablolong yang mencurigai ada kapal motor yang memuat puluhan orang dan terdampar di perairan Kupang Barat," kata Dirpolair Polda NTT Kombes Pol Budi Santoso di Kupang, Kamis malam.

Ia menjelaskan dari 41 imigran gelap tersebut, terdapat lima orang balita, lima orang wanita dewasa dan sisanya adalah pria. "Mereka berlayar hendak menuju Selandia Baru, namun kapal motor yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar," katanya.

Budi Santoso menambahkan selain kehabisan bahan bakar, para imigran gelap juga kehabisan bahan makanan, sampai akhirnya terdampar di wilayah perairan Tablolong, Kupang Barat.

Pihak Polair Polda NTT sendiri menurunkan Kapal Ovalangga milik Polair Polda NTT dan dua kapal kecil untuk mengamankan kapal yang ditumpangi oleh puluhan imigran asal Vietnam tersebut.

Pantauan Antara pascadiamankan oleh Polair Polda NTT, puluhan imigran gelap tersebut langsung ditempatkan di Markas Polair Polda NTT di Desa Bolok, sekitar belasan kilometer dari Tablolong.

Puluhan imigran tersebut kemudian didata pihak kepolisian setempat untuk selanjutnya pada Jumat (27/10) akan diserahkan ke Imigrasi Kupang.

"Untuk sementara kita tempatkan di sini dulu. Kami juga siapkan makanan berupa mie, telur, air mineral serta beras untuk mereka," tuturnya.


Wilayah perairan Nusa Tenggara Timur merupakan lalu lintas yang rawan bagi para imigran, karena letaknya berdekatan dengan Australia.

Umumnya, para imigran tersebut meminta suaka di Australia, karena merasa tidak nyaman lagi hidup di negerinya sendiri akibat perang dan konflik sosial lainnya.