Kupang (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif menggelar kurasi bedah desain kemasan atau yang dinamakan BEDA KAN yang memasuki batch ke enam bagi pengusaha lokal di Labuan Bajo Manggarai Barat, dalam rangka menggairahkan kembali aktivitas kepariwisataan di daerah itu.
Koordinator industri kreatif DKV, Arsitektur dan Desain Interior Kemenparekraf Imam Wuryanto dalam sambutannya dalam rilis yang diterima ANTARA Kupang, Minggu, (18/4) mengatakan kegiatan tersebut seyogyanya membuka peluang bagi para pelaku ekonomi kreatif di bidang kuliner di wilayah Labuan Bajo.
"Kegiatan (Beda,kan) ini terbuka umum dan saat ini kita memasuki bacth 6, yang sebelumnya dilakukan di beberapa kota lain di Indonesia. Di Labuan Bajo sendiri sudah masuk fase kedua dari 48 peserta yang terdaftar, terpilih menjadi 42 peserta. Pada hari ini kami ingin mendapatkan 25 peserta yang akan lanjut masuk ke level 1 hingga masuk ke level 3," jelas Imam.
Sehingga lanjutnya, siapapun yang lolos pada tahapan seleksi itu, nantinya akan mendapatkan bantuan hibah desain dan kemasan dari Kemenparekraf. Kemenparekraf nantinya memberikan stimulus kepada semua peserta dalam bentuk redesain kemasan, dengan tujuan membantu peserta agar memiliki kemasan yang profesional, higenis, dan berkarakter lokal.
"Tujuan berikutnya ialah, pemerintah membantu mempersiapkan diri dimasa transformasi digital, agar peserta memiliki rasa percaya diri sehingga dapat memiliki kepercayaan diri untuk berkompetisi dengan produk yang ada di pasar global," lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama Imam menegaskan, pihak kementerian ingin memberikan edukasi bagi pelaku usaha kuliner, bahwa kolaborasi komunikasi visual dengan sub sektor kuliner dapat menunjang dan mendapatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan peserta.
Dirinya berharap, waktu 15 menit yang diberikan panitia bagi peserta dalam mempresentasikan produknya diharapkan mampu dimanfaatkan secara maksimal terutama untuk mengeksplor desain dan karakter produk dari para peserta.
Di akhir sambutannya Imam berpesan, agar diera digitalisasi ini, masing-masing pelaku usaha mampu bersaing, terutama menyambut Labuan Bajo sebagai destinasi super premium. Sehingga brand yang dijual bisa menembus pasar dunia. Oleh karena itu desain harus dipersiapkan secara matang dan profesional.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina ketika dikonfirmasi dari Kupang, Minggu (18/4) mengatakan bahwa Kemenparekraf selama ini selalu memberikan perhatiannya di Labuan Bajo khususnya dalam mendukung pelaku usaha kuliner dalam mendukung pariwisata.
"Kami ucapkan terimakasih kepada pihak Kemenparekraf, karena tak hentinya mendukung pariwisata Labuan Bajo ini. Kegiatan (Beda,kan) itu merupakan langkah maju dalam pengembangan potensi pangan lokal yang dimiliki peserta menyambut destinasi pariwisata super premium Labuan Bajo," ungkap Shana.
Ia menegaskan, sesungguhnya pariwisata yang maju harus didukung dengan usaha kuliner yang baik dan visioner. Shana juga menambahkan, dengan adanya kegiatan BEDA’KAN tersebut, dapat menggali potensi yang dimiliki oleh pelaku kuliner yang ada di Labuan Bajo.
Hal itu didasari karena Labuan Bajo kaya akan bahan baku yang berkualitas. Oleh karena itu desain logo dan isian produk yang dihasilkan harus benar-benar berkualitas.
Baca juga: BPOLBF membantah terlibat penyelewengan anggaran Rp10 miliar
Baca juga: Manggarai usulkan tiga destinasi wisata digarap bersama BPOLBF
Kemenparekraf gelar kurasi bedah desain kemasan untuk gairahkan usaha
Kolaborasi komunikasi visual dengan sub sektor kuliner dapat menunjang dan mendapatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan