Kupang (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) mencatat jumlah wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo mengalami penurunan sebesar 83 persen selama 2020 dari 2019 yang mencapai 256.171 orang.
"Pada 2019 jumlah wisatawan mencapai 156.171 orang, tetapi pada 2020 hanya mencapai 44.543 orang," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Selasa (1/6).
Hal ini disampaikan berkaitan dengan promosi pariwisata Labuan Bajo melalui tarian kontemporer Animal Pop Komodo di MRT Bundaran HI Jakarta sekaligus mengampanyekan tagar rindulabuanbajo.
Ia mengatakan dengan tarian serta kampanye #rindulabuanbajo diharapkan wisatawan bisa lebih banyak berkunjung ke kawasan itu dan tidak hanya mengenal bahwa Labuan Bajo itu tidak hanya wisata Komodonya.
Shana juga menambahkan bahwa tarian Animal Pop Komodo dalam rangka mengampanyekan #rindulabuanbajoi juga diharapkan mampu mendorong penyebaran informasi terkait potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo Flores.
"Intinya dengan tanda pagar (tagar) #rindulabuanbajo kita ingin memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa Labuan Bajo tidak hanya Komodo, tapi 'beyond that' ada desa wisata, produk ekonomi kreatif, serta kuliner menarik. Sehingga Labuan Bajo memang untuk semua (kalangan) dan kalau ingin mendapatkan pengalaman wisata berkualitas datanglah ke Labuan Bajo," kata Shana Fatina.
Selain itu mendorong Labuan Bajo sebagai lokasi event, serta mendukung kampanye Bangga Buatan Indonesia untuk produk UMKM Labuan Bajo Flores.
Selain itu Shana mengungkapkan #rindulabuanbajo dikampanyekan untuk mendengungkan nama Labuan Bajo agar selalu diingat sebagai destinasi wisata yang harus dikunjungi setelah aktivitas pariwisata pulih kembali.
"Kampanye #rindulabuanbajo ini sekaligus untuk mengingatkan masyarakat terutama para wisatawan bahwa Labuan Bajo harus masuk dalam bucketlist kunjungan mereka begitu aktivitas pariwisata pulih kembali," ujarnya.
Baca juga: Tarian dari Pulau Komodo-Rinca siap tampil di MRT Jakarta
Baca juga: BPOLBF sebut tantangan kita bagaimana cara agar wisatawan datang kembali