Hasil tangkapan nelayan cakalang Kupang berkurang

id ikan

Hasil tangkapan nelayan cakalang Kupang berkurang

Aktivitas penangkapan ikan oleh kapal nelayan cakalang yang berbasis di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/istimewa)

"Sekitar dua minggu terkahir tangkapan ikan kami berkurang cukup drastis, sebelumnya bisa di atas dua ton menjadi hanya 300 kg sampai 500 kg saja," kata Muhamad Nasir.
Kupang (AntaraNews NTT) - Sejumlah nelayan kapal cakalang yang berbasis di TPI Tenau Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengemukakan hasil tangkapan ikan mereka berkurang drastis akibat kondisi cuaca buruk di perairan setempat.

"Sekitar dua minggu terkahir tangkapan ikan kami berkurang cukup drastis, sebelumnya bisa di atas dua ton menjadi hanya 300 kg sampai 500 kg saja," kata nahkoda kapal cakalang KM Nurul Hikmah yang mangkal di TPI Tenau Kupang, Muhamad Nasir di Kupang, Jumat (27/4).

Ia menjelaskan, dalam kondisi cuaca yang membaik setelah musim angin barat pada awal April, hasil tangkapan ikan seperti tuna, cakalang, dan pelagis bisa mencapai lebih dari 4,5 ton. Demikian juga kapal cakalang lainnya seperti KM Addin Akbar yang melaut bersama-sama, bisa menangkap hingga 3,2 ton sekali melaut.

"Tapi kondisi angin kencang dan gelombang tinggi sekitar satu sampai dua minggu terakhir di wilayah utara dan barat Pulau Timor membuat tangkapan berkurang," katanya dan menambahkan kondisi pasokan ikan untuk umpan hidup dari kapal-kapal bagan mulai membaik sehingga pihaknya masih memantau perairan untuk kembali melaut.

"Sebentar lagi sudah bisa melaut, semoga hasil tangkapan kembali membaik sehingga pasokan ikan dan harga di pasaran juga aman," katanya.

Baca juga: Ekspor cakalang menurun akibat pemasangan rumpon
Tangkapan para nelayan terhadap cakalang mulai menurun

Seorang nelayan lainnya yang bermangkal di TPI Tenau Kupang, Abdul Wahab Sidin, ketika dihubungi secara secara terpisah mengemukakan kondisi yang sama terkait asil tangkapan ikan yang berkurang akibat cuaca buruk.

"Rata-rata tangkapan ikan kapal-kapal cakalang berkisar satu hingga dua ton, tapi saat cuaca buruk bisa bisa menjadi hanya 100 kg atau 200 kg saja," kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi HNSI Kota Kupang itu.

Menurutnya, kondisi lebih parah dialami nelayan kapal cakalang saat musim angin barat yang berlangsung selama tiga hingga empat bulan yang membuat pasokan umpan ikan sangat sulit didapatkan.

"Sekarang cuaca masih bisa disesuaikan karena musim angin barat berangsur membaik, tapi kalau saat paceklik rata-rata semua kapal cakalang parkir dan banyak nelayan harus beralih profesi menjadi buruh, sopir, tukang, dan lainnya," katanya.