Taman Nasional Matalawa bentuk masyarakat peduli api

id Matalawa

Taman Nasional Matalawa bentuk masyarakat peduli api

Kepala Balai Taman Nasional Matalawa Sumba Timur Maman Surahman (ANTARA Foto/dok)

Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (Matalawa), Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, membentuk kelompok peduli api untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di kawasan taman nasional itu.
Kupang (AntaraNews NTT) - Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (Matalawa), Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, membentuk kelompok peduli api untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di kawasan taman nasional itu.

Kepala Balai Taman Nasional, Matalawa, Maman Surahman dihubungi Antara dari Kupang, Selasa, mengatakan, kelompok masyarakat peduli api (MPA) telah terbentuk di Desa Tandula Jangga, Desa Nagga dan Desa Nggongi, Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur.

"Kami melibatkan masyarakat setempat dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan dengan membentuk kelompok masyarakat peduli api (MPA). Tiga desa itu sudah memiliki MPA yang selalu siaga terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan," kata Maman.

Dikatakannya, kelompok MPA yang dibentuk guna mendeteksi titik api jika terjadi kebakaran dalam kawasan taman nasional.

Masyarakat Peduli Api, kata dia, menjadi mitra Balai Taman Nasional Matalawa dalam menjaga pelestarian sumber daya alam dalam kawasan taman nasional seluas 92 ribu haktare itu.

Baca juga: TNK bentuk 120 personel masyarakat peduli api
Kegiatan sosialisai antisipasi kebakaran hutan dan lahan bagi masyarakat Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/taman nasional matalawa)
Taman Nasional Matalawa terdiri dua kawasan yaitu kawasan taman nasional Manupeu Tanah Daru memiliki luas 50 ha sedangkan kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti memiliki luas 40 ha.

"Kami secara rutin turun ke masyarakat untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat di 47 desa yang bermukim di sekitar taman nasional Matalawa agar tidak membakar hutan. Kami selalu rutin melakukan sosialisais tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan dalam kawasan ini," kata Maman.

Ia mengatakan, terbentuknya MPA akan membantu Balai Taman Nasional dalam melakukan perbagai upaya mengatasi kebakaran lahan dan hutan di daerah ini.

Maman mengatakan, Balai Taman Nasional Matalawa memiliki empat posko pemantau kebakaran di daerah itu.

"Kami juga mengandeng TNI dan Polri dalam melakukan berbagai kegiatan pembinaan terhadap masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan pada musim kemarau," kata Maman.

Baca juga: Kekeringan Picu Titik Api di NTT