Kupang (ANTARA) - Balai Taman Nasional (TN) Matalawa di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, membangun 12 posko untuk memantau sekaligus mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerah itu.
Kepala Balai TN Matalawa Memem Suparmam saat dihubungi dari Kupang, Jumat (7/8), mengatakan bahwa di setiap posko ditempatkan lima petugas untuk mengawasi dan mencegah Karhutla di Taman Nasional tersebut.
Baca juga: Balai TN Matalawa gencar sosialisasikan bahaya karhutla
"Ada lima orang yang kami tempatkan di setiap posko. Masing-masing posko terdiri atas tiga petugas dari balai dan dari warga setempat," katanya.
Tugas dari para petugas itu adalah melakukan patroli ke lokasi yang rawan akan kebakaran, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran apapun.
Ia mengatakan bahwa sejumlah posko yang dibangun itu berada di desa-desa yang mengelilingi taman nasional yang meliputi tiga wilayah kabupaten yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Sumba Barat.
Posko yang dibangun langsung terhubung ke tiga seksi wilayah dan kantor balai, sehingga jika ada kebakaran dalam skala besar, balai akan menurunkan tim brigade kebakaran.
"Jadi jika ada kebakaran petugas akan langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan pemadaman, karena memang pulau Sumba sendiri merupakan daerah rawan kebakaran pada musim kemarau," tutur dia.
Ia menambahkan bahwa para petugas juga rutin melakukan sosialisasi kepada warga tidak membakar lahan karena api berpotensi merembet ke kawasan hutan.
Terkait apakah ada yang pernah melakukan aksi membakar kawasan TN Matalawa, ia mengaku pernah ada, namun langsung ditangani oleh petugas setempat.
Baca juga: Upaya pencegahan karhutla di tengah pandemi COVID-19
"Dulu pernah ada yang terbakar, tetapi langsung petugas tanggani," tambah dia.
Untuk memantau titik-titik kebakaran, Balai TN Matalawa juga memanfaatkan laporan satelit dan seluruh titik atau hotspot kebakaran dicek ke lapangan oleh petugas.
Balai TN Matalawa bangun posko cegah Karhutla di Sumba
Ada lima orang yang kami tempatkan di setiap posko. Masing-masing posko terdiri atas tiga petugas dari balai dan dari warga setempat