TNK bentuk 120 personel masyarakat peduli api

id Komodo

TNK bentuk 120 personel masyarakat peduli api

Sekelompok wisatawan melihat dari dekat biawak raksasa Komodo (varanus komodoensis) di Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Flores, NTT. (Foto ANTARA)

Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) membentuk 120 personel yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api untuk mengantisipasi kebakaran di dalam habitat satwa purba komodo.
Kupang (Antaranews NTT) - Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) membentuk 120 personel yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api untuk mengantisipasi kebakaran di dalam habitat satwa purba komodo (varanus komodoensis) yang merupakan destinasi wisata unggulan nasional itu.

"Masyarakat Peduli Api ini kami bentuk pada Desember 2017 lalu yang di dalamnya berupa satuan tugas yang melibatkan masyarakat ada 90 orang sebagai pelaksana lapangan dan 30 orang dari unsur aparat desa di dalam TNK," kata Kepala Otoritas TNK Sudiyono saat dihubungi Antara dari Kupang, Jumat.

Ia mengatakan, satuan tugas itu dibentuk untuk mengantisipasi kebakaran di dalam kawasan TNK yang merupakan salah satu keajaiban dunia (new7 wonders) itu.

Menurutnya, keberadaan satuan tugas itu penting karena kawasan TNK merupakan daerah padang rumput yang rawan terjadinya kebakaran terutama pada musim kemarau sehingga perlu diantisipasi.

"Jangan sampai ketika terjadi kebakaran kita tidak punya apa-apa untuk penanganan, jadi ini sifatnya antisipasi supaya komodo tetap eksis termasuk pakan-pakan di dalamnya dan sebagainya," katanya.

Sudiyono menjelaskan satuan tugas itu akan diperkuat melalui pembekalan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam menangani masalah kebakaran.

Menurutnya, meskipun masyarakat setempat juga pernah menangani kebakaran, mereka lebih mengandalkan pengalamannya, untuk itu diberikan pembekalan secara teori yang bisa dipadukan dengan pengalaman yang ada sehingga penanganan kebakaran lebih efektif.

Ia mengatakan, kelestarian alam kawasan TNK sendiri menjadi fokus pihaknya untuk terus dijaga karena keberlangsungan hidup populasi komodo sangat tergantung pada kondisi alam setempat.

Satwa komodo, lanjutnya, menyatu dengan kehidupan liar dalam mendapatkan sumber makanan seperti babi hutan, rusa, kuda dan lainnya, sementara komodo yang masih berukuran kecil mengkonsumsi serangga, unggas, dan lainnya.

"Kalau ada kebakaran yang berimbas pada kondisi pakan komodo ini maka otomatis populasinya akan terdampak, karena itu perlu diantasipisi agar tidak terjadi kebakaran apalagi sampai merambat luas," kata Sudiyono.