Kupang (AntaraNews NTT) - Antropolog budaya dari Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Pater Gregorius Neonbasu, SVD menilai kedekatan dengan pasangan calon akan menjadi arah pertimbangan bagi masyarakat dalam menentukan pilihannya saat Pilkada NTT 27 Juni 2018.
"Kita tidak bisa melihat realitas yang terjadi saat kampanye menjadi tolak ukur bahwa salah satu pasangan itu akan menang saat pemilihan nanti, tetapi yang perlu kita lihat adalah masalah kedekatan yang akan menjadi tolak ukur menangnya seorang calon gubernur dan wakilnya," katanya di Kupang, Senin (4/6).
Rohaniwan Katolik ini melihat ada lima unsur kedekatan yang dapat menjadi tolak ukur jika seorang calon gubernur dan wakilnya ingin menang.
Yang pertama adalah kedekatan etnik, kedua kedekatan agama, ketiga kedekatan kepentingan yang terelaborasi dalam partai politik, kedekatan sosial ekonomi yang berlaku untuk pasangan calon serta kedekatan visi dan misi.
"Dari kelima kedekatan ini, paslon yang nantinya unggul adalah dia yang pandai merangkai kedekatan-kedekatan tersebut secara sinergis," kata dosen antropologi di Unwira tersebut.
Baca juga: Pilkada 2018 - Gagasan Cagub NTT masih bersifat normatif
Terkait siapa paslon yang paling unggul Pater Gregor mengaku masih sulit menebaknya karena ada paslon yang boleh dikatakan sudah masuk terlampau dalam ke jantung-jantung desa.
Tetapi, kata Neonbasu, ketika ditanya orang-orang desa tersebut justru menjawab nama paslon lain yang sebetulnya tidak berkampanye besar-besaran ke daerah-daerah pedesaan.
Ada paslon yang dicibir oleh karena parpol yang mengusung dan berbagai alasan masuk akal, namun masyarakat masih kental untuk berpihak pada paslon tersebut dan yang ketiga nampaknya masyarakat akar rumput masih menyimpan paslon yang bakal dipilih.
Baca juga: Debat kedua Cagub NTT biasa-bisa saja
Antropolog: Kedekatan jadi penentu dalam pilkada NTT
kedekatan dengan pasangan calon akan menjadi arah pertimbangan bagi masyarakat dalam menentukan pilihannya saat Pilkada NTT 27 Juni 2018.