BMKG : curah hujan di NTT Februari bersifat normal

id Curah hujan NTT,cuaca ektrem NTT,perkiraan curah hujan,NTT,Stasiun Klimatologi Kupang

BMKG :  curah hujan di NTT Februari bersifat normal

Ilustrasi - Hujan mengguyur wilayah Kota Kupang, NTT. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

"Pada umumnya wilayah NTT pada Februari mendatang mengalami curah hujan berkisar 201-300 milimeter/bulan dengan sifat hujan normal
Kupang (ANTARA) - Stasiun Klimatologi Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Februari 2022 bersifat hujan normal.

"Pada umumnya wilayah NTT pada Februari mendatang mengalami curah hujan berkisar 201-300 milimeter/bulan dengan sifat hujan normal," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahmattulloh Adji dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkiraan curah hujan di wilayah NTT pada Februari 2022.

Ia menjelaskan berdasarkan hasil analisis dengan Climate Prediction Tools (CPT) dan Probabilistik ECMWF serta mempertimbangkan dinamika atmosfer-lautan maka kondisi curah hujan di NTT pada Februari diperkirakan bersifat normal.

Baca juga: Tujuh kecamatan di Manggarai Barat waspadai hujan lebat
Baca juga: Waspadai potensi hujan deras disertai angin kencang


Kondisi ini berbeda dengan curah hujan pada Desember 2021 yang berkisar 201–300 milimeter/bulan dengan sifat hujan di NTT pada umumnya adalah atas normal.

Meski demikian, kata dia, sebagian kecil wilayah yang tersebar di 22 kabupaten/kota juga mengalami curah hujan dengan sifat hujan di atas normal.

Rahmattulloh mengimbau warga tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir atau banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, maupun sambaran petir.

Ia menganjurkan masyarakat terutama yang tinggal di sekitar aliran sungai atau wilayah lereng agar segera melakukan upaya-upaya mitigasi bencana ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Ia menambahkan masyarakat juga perlu terus memantau perkembangan informasi cuaca dari BMKG sehingga bisa melakukan langkah antisipasi dampak bencana hidrometeorologi.