Produksi udang vaname capai 5,0 ton

id VANAME

Produksi udang vaname capai 5,0 ton

Produksi udang Vaname di wilayah Tablolong, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur sudah mencapai 5,0 ton sekali panen. (ANTARA Foto/dok)

"Budi daya udang vaname di Tablolong tetap berjalan dengan jumlah rata-rata sekali panen mencapai 5,0 ton," kata Ganef Wurgiyanto.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mengemukakan, produksi udang vaname di wilayah Tablolong, Kabupaten Kupang mencapai sebanyak 5,0 ton per panen.

"Budi daya udang vaname di Tablolong tetap berjalan dengan jumlah rata-rata sekali panen mencapai 5,0 ton," kata Ganef Wurgiyanto kepada Antara di Kupang, Sabtu (28/7).

Ia mengatakan, budi daya udang vaname tersebut telah diintensifkan mulai tahun 2016 lalu dengan masa siklus (penebaran benih hingga panen) lebih dari satu kali dalam setahun. "Saat ini, masih dalam proses produksi dan akan dipanen sekitar dua bulan ke depan," ujarnya.

Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Provinsi NTT itu mengatakan sejauh ini pasar utama produksi udang vaname tersebut yakni ke wilayah Jawa Timur.

Menurut Ganef, usaha budi daya udang vaname itu masih belum maksimal karena keterbatasan alokasi anggaran untuk pengadaan benih.

Baca juga: Siklus Budidaya Udang Vaname Dikurangi
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Ganef Wurgiyanto

Terkait siklus produksi, Ganef mengatakan dapat dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun, namun karena keterbatasan anggaran sehingga hanya dilakukan setengah dari semestinya.

Ia menjelaskan, dalam satu siklus produksi, benih yang ditebarkan sebenarnya bisa mencapai 100.000 ekor namun sejauh ini yang bisa ditebar hanya 50.000 ekor.

Untuk itu, ia mengatakan selanjutnya akan terus mendorong peningkatan produktivitas udang vamane itu dengan dukungan anggaran sesuai yang dibutuhkan.

"Mengingat budi daya ini merupakan salah satu sumber penghasilan DKP yang nantinya berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan provinsi, sehingga perlu diintensifkan," demikian Ganef Wurgiyanto.