Singapura & Filipina minati "Chips" rumput laut dari Sumba Timur

id Sumba Timur

Singapura & Filipina minati "Chips" rumput laut dari Sumba Timur

Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)

"Selama ini hasil pengolahan rumput laut di Sumba Timur hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi saat ini sudah ada permintaan juga dari Singapura dan Filipina," kata Gidion Mbilijora.
Kupang (AntaraNews NTT) - Dua negara di Asia Tenggara, masing-masing Singapura dan Filipina sangat berminat untuk membeli chips yang dihasilkan pabrik pengolahan rumput laut di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Selama ini hasil pengolahan rumput laut di Sumba Timur hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi saat ini sudah ada permintaan juga dari Singapura dan Filipina," kata Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora kepada Antara di Kupang, Selasa (18/9).

Menurut dia, pabrik pengolahan rumput laut di Sumba Timur yang dikelola perusahaan daerah PT Algae Sumba Timur Lestari itu hanya menghasilkan ATC Chips.

ATC merupakan bahan baku utama dari produk akhir karaginan rumput laut. Berdirinya industri ATC Chips untuk menghindari terjadinya kelebihan produksi bahan baku yang kemungkinan dapat menyebabkan jatuhnya  harga rumput  laut  kering  di  pasaran. 

Dengan  adanya  kepastian  pasar  dan  harga  rumput  laut kering  maka  petani  rumput laut  dapat  dilindungi  dari  turunnya  harga  jual  rumput  laut  yang merugikan. "Produk tersebut selama ini dikirim pula ke Jakarta, Surabaya dan Mataram," kata Mbilijora.

Baca juga: Identifikasi perairan sangat dibutuhkan dalam pengembangan rumput laut
Baca juga: Budidaya rumput laut tunggu hasil uji parameter


Dia mengatakan kehadiran pabrik pengolahan rumput laut di daerah itu telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat daerah itu, khususnya petani yang berada di pesisir pantai.

Dia mengatakan, saat ini banyak sekali masyarakat petani lahan pertanian yang sudah beralih fungsi untuk melakukan budi daya rumput laut di wilayah pesisir, dan semuanya difasilitasi pemerintah.

"Dampaknya sangat bagus. Banyak masyarakat yang sudah beralih menjadi pembudidaya rumput laut karena 1,5 bulan sudah bisa panen dan menghasilkan uang," katanya.

Apalagi, tambahnya, hasil produksi mereka sudah memiliki pasar tetap, sehingga tidak perlu lagi mencari pasar untuk menjual hasil produksi mereka.

"Saya tidak bisa menghitung berapa ton produksi rumput laut, tetapi yang pasti ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat di pesisir sudah mulai tumbuh dengan baik karena usaha budi daya rumput laut tersebut," demikian Bupati Gidion Mbilijora.
Usaha rumput laut yang telah meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir Sumba Timur, NTT