NTT kembangkan kelor di sepuluh kabupaten

id Kelor

NTT kembangkan kelor di sepuluh kabupaten

Revolusi hijau dari Nusa Tenggara Timur lewat tanaman marungge. (ANTARA Foto/dok)

"Marungga (kelor, red) akan dikembangkan menjadi sumber devisa baru bagi Nusa Tenggara Timur," kata Gubernur Viktor Bungtilu Lasikodat dalam pidato pertamanya pada sidang paripurna istimewa DPRD Provinsi NTT di Kupang, Senin (10/9).
Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada musim tanam tahun ini akan mengembangkan kelor (marungga) di sepuluh kabupaten, masing-masing Kupang, Timor Tengah Selatan dan Utara, Malaka, Sumba Timur dan Barat Daya, Flores Timur, Lembata dan Alor.

Demikian dikemukakan Kepala Dinas Pertanian NTT Yohanis Tay Ruba ketika ditanya Antara di Kupang, Rabu (19/9), terkait rencana pemerintahan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat-Joseph Nae Soi untuk mengembangan tanaman kelor sebagai sumber PAD baru bagi NTT.

Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat berjanji dalam masa kepemimpinan bersama wakilnya Josef Nae Soi akan mengembangkan tanaman kelor menjadi sumber pendapatan atau devisa baru bagi NTT.

"Marungga (kelor, red) akan dikembangkan menjadi sumber devisa baru bagi Nusa Tenggara Timur," kata Viktor Bungtilu Lasikodat dalam pidato pertamanya pada sidang paripurna istimewa DPRD Provinsi NTT di Kupang, Senin (10/9).

Menurut dia, kelor menjadi pohon masa depan yang diandalkan untuk mengatasi kekurangan gizi buruk dan stunting atau kekerdilan yang sering mengancam pertumbuhan anak-anak NTT.

Baca juga: Pemprov paparkan fokus program prioritas pertanian NTT
Usaha tanaman kelor yang bakal dikembangkan di Nusa Tenggara Timur dengan sebutan Revolusi Hijau. (ANTARA Foto/dok)
Ia mengatakan tumbuhan kelor di NTT termasuk yang terbaik di dunia sehingga bisa membuatnya menjadi emas hijau yang akan bernilai ekonomi tinggi.

"Kalau di Eropa, Jepang dikenal dengan revolusi putih karena masyarakatnya suka minum susu putih, maka NTT akan memperkenalkan kepada dunia internasional dengan sebutan revolusi hijau lewat daun kelor," kata Laiskodat.

Menurut dia, prioritas pertama adalah pada awal musim tanam ini akan dilakukan demplot sekaligus louncing di Kabupaten Kupang seluas lima hektare.

"Sementara distribusi benih untuk pengembangan sebagai tanaman lorong (alley cropping), pelatihan petani dan sosialisasi gerakan tanam kelor untuk sembilan kabupaten lainnya," katanya.

Baca juga: Perubahan Musim Hujan Penghambat Target Produksi
Revousi Hijau dari NTT lewat daun kelor (ANTARA Foto/dok)