Kupang, (AntaraNews NTT) - Provinsi Nusa Tenggara Timur membutuhkan sekitar 4.000 embung untuk mengatasi krisis air yang sering kali terjadi di wilayah itu.
"Saat ini jumlah embung yang sudah dibangun di NTT ada 1.125 embung, kita butuh sekitar 4.000 embung untuk mengatasi kebutuhan air di daerah ini," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur Andre Koreh di Kupang, Senin, (3/12).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur air untuk mengatasi krisis air di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia menjelaskan, pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakilnya Josef Nae Soi mengharapkan agar setiap desa di provinsi setempat memiliki satu embung. "Dengan kondisi jumlah desa kita ada 3.400 lebih, maka masih dibutuhkan lagi ribuan embung," katanya.
Baca juga: NTT bangun 16 embung dalam tahun 2018
Baca juga: Balai Sungai data kerusakan embung di Sabu
Baca juga: Kemendes bantu pembangunan embung di Sulamu
Andre mengakui, untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur air di daerah itu membutuhkan banyak dukungan terutama biaya yang relatif besar.
Ia mencontohkan seperti untuk pembangunan satu embung kecil saja membutuhkan biaya sekitar Rp1,2 miliar. "Jadi kita masih butuh banyak dukungan terkait pembiayaan untuk mengatasi persoalan air ini," katanya.
Andre menambahkan, selain embung, daerah setempat juga membutuhkan pembanguan sumber air yang ditampung dalam skala besar melalui bendungan.
Pembangunan bendungan, lanjutnya, merupakan kewenangan pemerintah pusat, dan hingga saat ini sudah dialokasikan sebanyak tujuh bendungan untuk NTT.
Salah satu bendungan yang sudah tuntas dibangun yakni Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, sedangkan yang sementara dibangun maupun hampir tuntas yakni Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka dan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu. "Memang alokasi bendungan untuk kita masih terbatas karena untuk mengatasi kebutuhan air kita butuh sekitar 70 bendungan," katanya.
"Saat ini jumlah embung yang sudah dibangun di NTT ada 1.125 embung, kita butuh sekitar 4.000 embung untuk mengatasi kebutuhan air di daerah ini," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur Andre Koreh di Kupang, Senin, (3/12).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur air untuk mengatasi krisis air di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia menjelaskan, pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakilnya Josef Nae Soi mengharapkan agar setiap desa di provinsi setempat memiliki satu embung. "Dengan kondisi jumlah desa kita ada 3.400 lebih, maka masih dibutuhkan lagi ribuan embung," katanya.
Baca juga: NTT bangun 16 embung dalam tahun 2018
Baca juga: Balai Sungai data kerusakan embung di Sabu
Baca juga: Kemendes bantu pembangunan embung di Sulamu
Andre mengakui, untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur air di daerah itu membutuhkan banyak dukungan terutama biaya yang relatif besar.
Ia mencontohkan seperti untuk pembangunan satu embung kecil saja membutuhkan biaya sekitar Rp1,2 miliar. "Jadi kita masih butuh banyak dukungan terkait pembiayaan untuk mengatasi persoalan air ini," katanya.
Andre menambahkan, selain embung, daerah setempat juga membutuhkan pembanguan sumber air yang ditampung dalam skala besar melalui bendungan.
Pembangunan bendungan, lanjutnya, merupakan kewenangan pemerintah pusat, dan hingga saat ini sudah dialokasikan sebanyak tujuh bendungan untuk NTT.
Salah satu bendungan yang sudah tuntas dibangun yakni Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, sedangkan yang sementara dibangun maupun hampir tuntas yakni Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka dan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu. "Memang alokasi bendungan untuk kita masih terbatas karena untuk mengatasi kebutuhan air kita butuh sekitar 70 bendungan," katanya.