Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur menjalankan inovasi program penanganan stunting yang diberi nama Dapur Sehat dengan menitikberatkan pada pola pengasuhan dari orang tua kepada anak.
"Salah satu program konkret kami tahun ini yakni Program Dapur Sehat berupa pelatihan, pengolahan, dan pembagian makanan sehat bagi masyarakat dengan pendekatan pola pengasuhan," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Manggarai Timur, Jefrin Haryanto ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Rabu, (18/1/2023).
Berdasarkan hasil audit stunting tahun 2022 yang dilakukan oleh pakar psikologi di kabupaten tersebut, salah satu faktor dominan penyebab stunting adalah rendahnya pemahaman orang tua tentang pola asuh atau parenting.
Dia menyebut sembilan di antara 10 orang tua yang memiliki anak stunting tidak memiliki pengetahuan pola pengasuhan anak yang benar.
Jefrin yang juga seorang psikolog itu, mengatakan pola pengasuhan anak yang dimaksud berkaitan dengan pola asuh yang diberikan orang tua kepada pembantu, pola pemberian makanan, serta hubungan orang tua dan anak.
Atas dasar itu, inovasi program yang dijalankan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Manggarai Timur menitikberatkan pada pendekatan pola pengasuhan dalam aksi konvergensi stunting tahun 2023.
Dalam program itu, orang tua diberi pemahaman tentang pentingnya pola pengasuhan untuk mendukung pemberian asupan gizi guna pertumbuhan anak. Selanjutnya orang tua diberi pelatihan tentang cara mengolah makanan yang sehat dan tata cara pemberian makanan yang sesuai dengan pola pengasuhan yang benar. Program ini melibatkan berbagai sektor mulai dari pemerintah kabupaten hingga desa.
"Kami akan mencanangkan juga bapa angkat untuk anak stunting. Jadi akan dibuka peluang itu," katanya.
Presiden RI Joko Widodo dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di Jakarta menargetkan penurunan prevalensi stunting di bawah 14 persen pada 2024.
Jefrin mengatakan angka prevalensi kasus stunting di Manggarai Timur telah berada di bawah target yang ditentukan kepala negara tersebut yakni 9,6 persen pada tahun 2022.
Dia mengatakan pemerintah daerah menargetkan prevalensi kasus berada pada angka 8,6 persen pada 2023.
"Target RPJMD kami berada pada angka tujuh persen," ungkapnya.
Baca juga: Pemkab Lembata ajak warga jalankan program P2L atasi stunting
Baca juga: Dinkes Lembata perkuat upaya preventif tangani stunting
"Salah satu program konkret kami tahun ini yakni Program Dapur Sehat berupa pelatihan, pengolahan, dan pembagian makanan sehat bagi masyarakat dengan pendekatan pola pengasuhan," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Manggarai Timur, Jefrin Haryanto ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Rabu, (18/1/2023).
Berdasarkan hasil audit stunting tahun 2022 yang dilakukan oleh pakar psikologi di kabupaten tersebut, salah satu faktor dominan penyebab stunting adalah rendahnya pemahaman orang tua tentang pola asuh atau parenting.
Dia menyebut sembilan di antara 10 orang tua yang memiliki anak stunting tidak memiliki pengetahuan pola pengasuhan anak yang benar.
Jefrin yang juga seorang psikolog itu, mengatakan pola pengasuhan anak yang dimaksud berkaitan dengan pola asuh yang diberikan orang tua kepada pembantu, pola pemberian makanan, serta hubungan orang tua dan anak.
Atas dasar itu, inovasi program yang dijalankan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Manggarai Timur menitikberatkan pada pendekatan pola pengasuhan dalam aksi konvergensi stunting tahun 2023.
Dalam program itu, orang tua diberi pemahaman tentang pentingnya pola pengasuhan untuk mendukung pemberian asupan gizi guna pertumbuhan anak. Selanjutnya orang tua diberi pelatihan tentang cara mengolah makanan yang sehat dan tata cara pemberian makanan yang sesuai dengan pola pengasuhan yang benar. Program ini melibatkan berbagai sektor mulai dari pemerintah kabupaten hingga desa.
"Kami akan mencanangkan juga bapa angkat untuk anak stunting. Jadi akan dibuka peluang itu," katanya.
Presiden RI Joko Widodo dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di Jakarta menargetkan penurunan prevalensi stunting di bawah 14 persen pada 2024.
Jefrin mengatakan angka prevalensi kasus stunting di Manggarai Timur telah berada di bawah target yang ditentukan kepala negara tersebut yakni 9,6 persen pada tahun 2022.
Dia mengatakan pemerintah daerah menargetkan prevalensi kasus berada pada angka 8,6 persen pada 2023.
"Target RPJMD kami berada pada angka tujuh persen," ungkapnya.
Baca juga: Pemkab Lembata ajak warga jalankan program P2L atasi stunting
Baca juga: Dinkes Lembata perkuat upaya preventif tangani stunting