Kupang (ANTARA News NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan wilayah perairan Mulut Seribu di Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, merupakan lokasi yang sempurna untuk budidaya ikan.
"Saya lihat satu tempat yang menurut saya paling sempurna untuk bididaya ikan adalah Mulut Seribu di Pulau Rote," katanya di Kupang, Jumat (21/12).
Ia mengatakan, perairan Mulut Seribu menjadi lokasi yang sangat cocok untuk budidaya ikan karena bisa dipanen dalam kondisi musim apapun.
Ia optimistis hasil budidaya akan melimpah dan dapat dipasarkan ke mana saja jika sudah memenuhi kebutuhan di daerah sendiri dan di dalam negeri.
"Di Mulut Seribu ini kita bisa panen ikan pada musim barat atau cuaca buruk, karena kondisi alam di sekitarnya sangat menjamin," katanya
Untuk itu, Gubernur Laiskodat mengatakan telah meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTT untuk merancang agar pada tahun 2019 ikan-ikan hasil budidaya itu sudah bisa dipanen.
Baca juga: NTT kembangkan Mulut Seribu jadi wisata eksklusif
Secara terpisah, Kepala DKP Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto menargetkan, tahap awal kegiatan budidaya ikan akan dilakukan dengan menebar sebanyak 2.800 benih ikan kerapu.
Benih ikan yang ditebar itu, lanjutnya, sesuai dengan kapasitas empat keramba yang masing-masing bisa menampung sekitar 700 benih.
"Budidaya ini diutamakan untuk ikan kerapu, tapi kami juga akan tebar benih kakap putih dan lobster," kata Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu.
Ia menambahkan, untuk memastikan daya dukung lingkungan di lokasi budidaya, pihaknya juga melakukan transpalansi terumbu karang sehingga perkembangbiakan ikan bisa berlangsung secara alamiah.
Pihaknya menargetkan, budidaya ikan ini bisa dipanen mulai tahun 2019 dengan target awal akan dipasarkan untuk kebutuhan domestik seperti ke Bali dan Jakarta.
Baca juga: Rp200 juta untuk budidaya kerapu di Mulut Seribu
"Saya lihat satu tempat yang menurut saya paling sempurna untuk bididaya ikan adalah Mulut Seribu di Pulau Rote," katanya di Kupang, Jumat (21/12).
Ia mengatakan, perairan Mulut Seribu menjadi lokasi yang sangat cocok untuk budidaya ikan karena bisa dipanen dalam kondisi musim apapun.
Ia optimistis hasil budidaya akan melimpah dan dapat dipasarkan ke mana saja jika sudah memenuhi kebutuhan di daerah sendiri dan di dalam negeri.
"Di Mulut Seribu ini kita bisa panen ikan pada musim barat atau cuaca buruk, karena kondisi alam di sekitarnya sangat menjamin," katanya
Untuk itu, Gubernur Laiskodat mengatakan telah meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTT untuk merancang agar pada tahun 2019 ikan-ikan hasil budidaya itu sudah bisa dipanen.
Baca juga: NTT kembangkan Mulut Seribu jadi wisata eksklusif
Secara terpisah, Kepala DKP Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto menargetkan, tahap awal kegiatan budidaya ikan akan dilakukan dengan menebar sebanyak 2.800 benih ikan kerapu.
Benih ikan yang ditebar itu, lanjutnya, sesuai dengan kapasitas empat keramba yang masing-masing bisa menampung sekitar 700 benih.
"Budidaya ini diutamakan untuk ikan kerapu, tapi kami juga akan tebar benih kakap putih dan lobster," kata Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu.
Ia menambahkan, untuk memastikan daya dukung lingkungan di lokasi budidaya, pihaknya juga melakukan transpalansi terumbu karang sehingga perkembangbiakan ikan bisa berlangsung secara alamiah.
Pihaknya menargetkan, budidaya ikan ini bisa dipanen mulai tahun 2019 dengan target awal akan dipasarkan untuk kebutuhan domestik seperti ke Bali dan Jakarta.
Baca juga: Rp200 juta untuk budidaya kerapu di Mulut Seribu