Bandarlampung (ANTARA) - Seribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Lampung Memanggil tidak bisa masuk ke halaman perkantoran Pemerintah Provinsi Lampung saat melakukan unjuk rasa, Rabu, (13/4) karena terhalang oleh kawat berduri di depan pintu/gerbang masuk ke lingkungan kantor pemprov itu.
Berdasarkan pantauan di lokasi, seribuan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa itu rata-rata memakai almamater universitas masing-masing.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa membawa sejumlah atribut seperti bendera, spanduk serta poster yang berisikan kritikan. Mereka secara bergantian juga melakukan orasi menyampaikan tuntutannya.
Baca juga: Polres Kupang Kota siagakan 300 personel jaga unjuk rasa mahasiswa
Sementara itu, di sisi lain, pihak kepolisian dan Satpol PP telah bersiaga dibalik kawat berduri guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Dalam unjuk rasa menuntut penurunan harga minyak goreng dan BBM tersebut juga terlihat beberapa mahasiswa pingsan dan dilarikan ke klinik terdekat oleh personel Palang Merah Indonesia (PMI) yang telah bersiaga.
Baca juga: Polisi tangkap pemuda berseragam SMA di gedung DPR
Toko-toko dan sebagian perkantoran yang berada di sekitar lokasi unjuk rasa terlihat menutup usahanya dan kantornya dari pagi hari.
Hingga berita ini diturunkan, unjuk rasa oleh Aliansi Lampung Memanggil masih terus berlangsung di depan pintu masuk Pemprov Lampung. Sesekali pengunjukrasa pun mencoba merusak kawat berduri yang dipasang kepolisian di depan pintu masuk ke halaman Kantor Pemprov Lampung.
Seribuan mahasiswa unjuk rasa tak bisa masuk ke halaman Pemprov Lampung
...Mereka membawa sejumlah atribut seperti bendera, spanduk serta poster yang berisikan kritikan. Mereka secara bergantian juga melakukan orasi menyampaikan tuntutannya