Kupang (ANTARA) - Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai melakukan edukasi tentang pencegahan terhadap penularan penyakit rabies bagi masyarakat Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Tengah.

"Gejala klinis penyakit rabies pada hewan adalah menyerang dan menggigit apa saja yang bergerak, lari tanpa tujuan, bersembunyi di tempat yang gelap," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Kupang drh Yosep Paulus dalam kegiatan itu di Kupang, Rabu, (9/8/2023).

Tim dokter Dinas Peternakan Kabupaten Kupang melakukan edukasi menyusul munculnya keresahan warga setempat ketika melihat anjing peliharaan warga mengalami perubahan perilaku, seperti ingin menyerang orang, mengeluarkan air liur berlebihan, serta selalu bersembunyi di semak-semak belukar dan menggigit apa saja yang ada di sekitar sehingga delapan ekor anjing milik warga terpaksa dieliminasi secara mandiri oleh pemilik anjing.

Dia menjelaskan ciri anjing yang terpapar penyakit rabies, seperti takut cahaya, tidak mampu menelan, mulut terbuka, air liur berlebihan, kejang-kejang disusul kelumpuhan, biasanya anjing mati dalam waktu 4-7 hari setelah muncul gejala.

"Kami belum bisa memastikan apakah beberapa anjing milik warga itu terinfeksi rabies atau tidak sehingga untuk memastikannya harus melalui uji laboratorium yang dilakukan di Bali," kata Yos Paulus.

Ia mengatakan beberapa organ anjing yang telah dieliminasi oleh warga telah diambil untuk periksa di laboratorium guna memastikan apakah anjing milik warga yang telah dieliminasi terpapar penyakit rabies atau tidak.

Baca juga: Pjs Walikota minta hewan peliharaan dikandangkan cegah rabies

Seorang warga Kelurahan Tarus, Yahya Nikanor Tode, mengaku memiliki dua ekor anjing peliharaan mengalami perubahan perilaku.

Baca juga: Kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten TTS terus meningkat

"Kami heran anjing peliharaan ini setiap hari berada di dalam rumah tetapi keluar rumah dan bersembunyi di semak belukar dan selalu mau menyerang orang," kata dia.

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024