Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Selatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melakukan langkah-langkah mitigasi di daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor pada musim penghujan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Timor Tengah Selatan Yerry Otte Nakamnanu dari So'e, ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan, pada Sabtu, (9/12/2023) menyampaikan bahwa upaya mitigasi meliputi pengerukan saluran air dan pembangunan tanggul sungai di daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor.
Menurut dia, pengerukan saluran air telah dilakukan di Desa Oebobo, Kecamatan Batu Putih, dan pembangunan saluran air dilakukan di area yang rawan banjir di Desa Toineke, Kecamatan Kualin.
Selain itu, ia mengatakan, tanggul dan empangan telah dibangun di sungai yang melalui daerah permukiman penduduk.
"Tindakan mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana khususnya banjir dan longsor," katanya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, wilayah Nusa Tenggara Timur secara umum mulai memasuki musim penghujan pada awal Desember 2023.
Namun demikian, saat ini masih ada bagian wilayah Nusa Tenggara Timur yang mengalami kekurangan air bersih.
Baca juga: Bupati Mabar imbau warga waspada bencana banjir dan longsor
Yerry menyampaikan bahwa BPBD Timor Tengah Selatan masih menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan.
Baca juga: Bupati TTU minta kades selalu siaga selama peralihan musim
"Sementara ini kami sedang melakukan pendistribusian air bersih di 15 titik yang mengalami kesulitan air bersih," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Timor Tengah Selatan Yerry Otte Nakamnanu dari So'e, ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan, pada Sabtu, (9/12/2023) menyampaikan bahwa upaya mitigasi meliputi pengerukan saluran air dan pembangunan tanggul sungai di daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor.
Menurut dia, pengerukan saluran air telah dilakukan di Desa Oebobo, Kecamatan Batu Putih, dan pembangunan saluran air dilakukan di area yang rawan banjir di Desa Toineke, Kecamatan Kualin.
Selain itu, ia mengatakan, tanggul dan empangan telah dibangun di sungai yang melalui daerah permukiman penduduk.
"Tindakan mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana khususnya banjir dan longsor," katanya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, wilayah Nusa Tenggara Timur secara umum mulai memasuki musim penghujan pada awal Desember 2023.
Namun demikian, saat ini masih ada bagian wilayah Nusa Tenggara Timur yang mengalami kekurangan air bersih.
Baca juga: Bupati Mabar imbau warga waspada bencana banjir dan longsor
Yerry menyampaikan bahwa BPBD Timor Tengah Selatan masih menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan.
Baca juga: Bupati TTU minta kades selalu siaga selama peralihan musim
"Sementara ini kami sedang melakukan pendistribusian air bersih di 15 titik yang mengalami kesulitan air bersih," katanya.