Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengeluarkan imbauan bagi masyarakat untuk mengantisipasi potensi angin kencang di musim kemarau ini.  

"Karena Sabu Raijua telah memasuki awal musim kemarau sehingga masyarakat diimbau melakukan langkah antisipasi," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Senin, (13/5/2024).

Sebagaimana merujuk pada peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), angin monsoon timur telah aktif dan menyebabkan potensi angin kencang bersifat kering di musim kemarau.

Atas peringatan dini itu, BPBD Kabupaten Sabu Raijua mengimbau masyarakat untuk memperhatikan pohon-pohon besar atau yang berpotensi tumbang di sekitar pemukiman warga.

Ia menyarankan agar pohon-pohon segera dipangkas atau ditebang untuk menghindari risiko bencana.

Berkaitan dengan potensi angin kencang ini, ia juga berpesan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pembakaran secara sembarangan.

Angin kencang yang bersifat kering ini dapat menyebabkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan.

"Hati-hati melakukan aktivitas pembakaran di rumah atau kebun," kata dia mengingatkan.

Lebih lanjut Javid menganjurkan para nelayan untuk tidak melaut atau berlayar di tengah kondisi angin kencang.

Jika BMKG telah mengeluarkan peringatan dini, ia meminta masyarakat mengindahkan informasi itu agar tidak ada kejadian buruk di laut yang tidak diinginkan.

Untuk memperkuat upaya mitigasi bencana di tengah musim kemarau, BPBD Kabupaten Sabu Raijua juga melakukan koordinasi dan komunikasi aktif dengan TNI, Polri, dan PLN berkaitan dengan laporan kejadian bencana.

"Sehingga penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat, tuntas, dan terkoordinasi," kata dia menjelaskan.


Baca juga: Badan Geologi imbau warga Ende waspada gerakan tanah

Baca juga: BPBD Sabu Raijua upayakan sumur bor atasi kekeringan

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat NTT waspadai angin kencang hingga 13 Mei

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024