Kupang (ANTARA News NTT) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Timur Abed Frans mengatakan rencana penutupan Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo tidak membawa dampak kerugikan yang signifikan bagi para pelaku usaha wisata yang menjual paket wisata ke destinasi tersebut.

"Memang nanti pasti ada dampak kerugian bagi pelaku usaha kalau Pulau Komodo ditutup tapi dampaknya tidak terlalu siginifikan," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (13/2).

Ia mengatakan hal itu ketika ditanya tentang dampak kerugian bagi para pelaku usaha wisata jika Pulau Komodo di kawasan wisata Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, ditutup mulai Januari 2020.

Abed mengatakan, jika Pulau Komodo ditutup maka dampak kerugian tidak siginikan bagi pelaku usaha, kecuali penutupan dilakukan untuk seluruh kawasan Taman Nasional Komodo.

Artinya, masih ada objek wisata lain di dalamnya yang bisa dikunjungi wisatawan seperti Pulau Rinca, Pulau Bidadari, Pink Beach, dan Pulau Padar.

"Kan tujuan utama wisatawan bukan melihat Pulau Komodo tapi satwa Komodo. Di Pulau Rinca, Padar, juga ada satwa Komodo sehingga bisa dikunjungi," katanya.

Karena itu, lanjutnya, Asita NTT tetap menjual paket wisata ke Taman Nasional Komodo seperti sedia kala, meskipun harus meniadakan kunjungan ke Pulau Komodo.

Pihaknya memperkirakan ketika Pulau Komodo ditutup maka akan terjadi penumpukan wisatawan terutama di Pulau Rinca.

Abed berharap, penutupan ketika rencana Pulau Komodo untuk sementara direalisasikan maka diikuti dengan pembenahan unsur amenitas di salah satu destinasi wisata prioritas secara nasional itu.

Baca juga: Rp100 miliar untuk pengembangbiakan Komodo.
Baca juga: Amenitas harus dibenahi ketika Pulau Komodo ditutup

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024