Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ganef Wurgiyanto, mengatakan pemerintah daerah terus memperkuat sentra-sentra produksi rumput laut yang menyebar di provinsi setempat untuk mendukung kegiatan ekspor secara berkelanjutan.
"Intervensi bantuan berupa fasilitas utama untuk produksi rumput laut seperti benih dan tali kami salurkan untuk memperkuat kapasitas produksi agar pasokan bahan baku untuk ekspor terus berjalan," kata Ganef Wurgiyanto kepada ANTARA di Kupang, Kamis (20/6).
Ia mengatakan hal itu terkait upaya Pemerintah Provinsi NTT untuk menjaga keberlanjutan ekspor rumput laut dari provinsi setempat yang sudah dimulai untuk pertama kalinya pada Mei 2019.
Disebutkannya, sejumlah lokasi pengembangan rumput laut yang menjadi sentra produksi seperti di Kabupaten Kupang yakni Tablolong, Sulamu, dan Pulau Semau. Selain itu di Kabupaten Sabu Raijua dan wilayah Pulau Sumba.
Menurut Ganef, pengembangan rumput laut untuk sementara diutamakan di wilayah selatan NTT dan secara bertahap dilakukan di daerah lain yang potensial.
Masyarakat pembudidaya rumput laut di sentra produksi ini, akan mendapatkan bantuan fasilitas budidaya rumput laut berupa benih sebanyak 40 kilogram dan tali 200 meter untuk setiap orang. "Bantuan ini disalurkan dengan target nantinya mencakup sebanyak 8.800 orang yang melakukan budidaya," katanya.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu menjelaskan, hasil budidaya rumput laut akan disalurkan untuk pihak perusahaan yakni PT Rote Karaginan Nusantara di Tablolong selaku eksportir.
"Ini untuk memastikan agar pasokan bahan baku selalu siap untuk pabrik sehingga diharapkan ekspor bisa terus berkelanjutan," katanya dan menambahkan Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan ekspor perdana rumput laut dari Pelabuhan Tenau Kupang langsung ke Argentina melalui PT Rote Karaginan Nusantara. Rumput laut yang dikirim dalam ekspor perdana pada Mei 2019 tersebut sebanyak 25 ton dalam bentuk chip.
Baca juga: Pemerintah bantu benih & tali untuk petani rumput laut di NTT
Baca juga: NTT tingkatkan volume ekspor rumput laut ke Argentina
"Intervensi bantuan berupa fasilitas utama untuk produksi rumput laut seperti benih dan tali kami salurkan untuk memperkuat kapasitas produksi agar pasokan bahan baku untuk ekspor terus berjalan," kata Ganef Wurgiyanto kepada ANTARA di Kupang, Kamis (20/6).
Ia mengatakan hal itu terkait upaya Pemerintah Provinsi NTT untuk menjaga keberlanjutan ekspor rumput laut dari provinsi setempat yang sudah dimulai untuk pertama kalinya pada Mei 2019.
Disebutkannya, sejumlah lokasi pengembangan rumput laut yang menjadi sentra produksi seperti di Kabupaten Kupang yakni Tablolong, Sulamu, dan Pulau Semau. Selain itu di Kabupaten Sabu Raijua dan wilayah Pulau Sumba.
Menurut Ganef, pengembangan rumput laut untuk sementara diutamakan di wilayah selatan NTT dan secara bertahap dilakukan di daerah lain yang potensial.
Masyarakat pembudidaya rumput laut di sentra produksi ini, akan mendapatkan bantuan fasilitas budidaya rumput laut berupa benih sebanyak 40 kilogram dan tali 200 meter untuk setiap orang. "Bantuan ini disalurkan dengan target nantinya mencakup sebanyak 8.800 orang yang melakukan budidaya," katanya.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu menjelaskan, hasil budidaya rumput laut akan disalurkan untuk pihak perusahaan yakni PT Rote Karaginan Nusantara di Tablolong selaku eksportir.
"Ini untuk memastikan agar pasokan bahan baku selalu siap untuk pabrik sehingga diharapkan ekspor bisa terus berkelanjutan," katanya dan menambahkan Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan ekspor perdana rumput laut dari Pelabuhan Tenau Kupang langsung ke Argentina melalui PT Rote Karaginan Nusantara. Rumput laut yang dikirim dalam ekspor perdana pada Mei 2019 tersebut sebanyak 25 ton dalam bentuk chip.
Baca juga: Pemerintah bantu benih & tali untuk petani rumput laut di NTT
Baca juga: NTT tingkatkan volume ekspor rumput laut ke Argentina