Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur mencatat jumlah kasus gigitan anjing rabies di kabupaten itu meningkat dari 934 kasus menjadi 1.163 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Maria Bernadina ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu (24/7) mengatakan bahwa data tersebut merupakan data Januari 2019 hingga Rabu (24/7) pagi.
"Sampai dengan hari ini jumlah karena gigitan anjing rabies sudah mencapai 1.163 kasus. Jumlahnya kemungkinan masih akan terus meningkat," katanya dan menambahkan hingga saat ini sudah ada 659 anjing di 11 kecamatan di Kabupaten Sikka yang sudah diberikan vaksin anjing rabies (VAR) guna mencegah penyebaran wabah rabies di daerah lain.
"Kasus ini juga sudah menyebar hingga ke 11 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka," katanya seraya menambahkan pada 16 Juli lalu Bupati Sikka sudah mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus tersebut, karena dua orang telah meninggal akibat digigit anjing rabies.
Hingga saat sudah ada 27 spesimen otak anjing positif rabies sesuai hasil pemeriksaan Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Bali. Belasan kecamatan yang sudah tersebar virus rabies itu berasal dari Kecamatan Waigete, Kewapante, Bola, Doreng, Nita, Koting, Kangae, Lela, Hewokloang, Alok Timur, dan Alok Barat.
"Bagi yang terkena gigitan anjing, langsung mencucinya dengan air bersih dengan sabun atau deterjen dan langsung melapor ke posko rabies untuk mendapatkan penanganan secepatnya," tambah dia.
Petugas memberikan vaksin rabies pada seekor anjing peliharaan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Maria Bernadina ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu (24/7) mengatakan bahwa data tersebut merupakan data Januari 2019 hingga Rabu (24/7) pagi.
"Sampai dengan hari ini jumlah karena gigitan anjing rabies sudah mencapai 1.163 kasus. Jumlahnya kemungkinan masih akan terus meningkat," katanya dan menambahkan hingga saat ini sudah ada 659 anjing di 11 kecamatan di Kabupaten Sikka yang sudah diberikan vaksin anjing rabies (VAR) guna mencegah penyebaran wabah rabies di daerah lain.
"Kasus ini juga sudah menyebar hingga ke 11 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka," katanya seraya menambahkan pada 16 Juli lalu Bupati Sikka sudah mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus tersebut, karena dua orang telah meninggal akibat digigit anjing rabies.
Hingga saat sudah ada 27 spesimen otak anjing positif rabies sesuai hasil pemeriksaan Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Bali. Belasan kecamatan yang sudah tersebar virus rabies itu berasal dari Kecamatan Waigete, Kewapante, Bola, Doreng, Nita, Koting, Kangae, Lela, Hewokloang, Alok Timur, dan Alok Barat.
"Bagi yang terkena gigitan anjing, langsung mencucinya dengan air bersih dengan sabun atau deterjen dan langsung melapor ke posko rabies untuk mendapatkan penanganan secepatnya," tambah dia.