Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wayan Darmawa, mengemukakan pemerintah setempat menargetkan akan membangun sebanyak 22 kawasan wisata berbasiskan masyarakat yang menyebar pada 22 kabupaten/kota se-NTT.
“Target kami ada 22 kawasan wisata yang dibangun, tahun ini kami sudah mulai bangun tujuh kawasan yang semuanya berbasiskan masyarakat setempat atau tourism estate,” kata Wayan Darmawa kepada ANTARA di Kupang, Sabtu(10/8).
Ia menyebutkan, tujuh kawasan wisata yang dibangun pada 2019 di antaranya, Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Pantai Liman di Pulau Semau Kabupaten Kupang, Fatumnasi di Kecamatan Timor Tengah Selatan.
Selain itu, kawasan wisata Koanara di Kabupaten Ende, Wolwal di Kabupaten Alor, Lamalera di Kabupaten Lembata, dan Praimadita di Kabupaten Sumba Timur.
“Masing-masing kami alokasikan dana sekitar Rp1,2 miliar lebih, dan setelah tujuh kawasan ini selanjutnya dibangun untuk daerah-daerah lain dengan total nanti ada 22 kawasan wisata,” katanya.
Baca juga: Kawasan wisata Mulut Seribu mulai didandani
Menurut mantan Kepala Bappeda Provinsi NTT itu, aspek penting dari pembangunan semua kawasan wisata ini yaitu dilakukan berbasiskan pada masyarakat.
Artinya, kata Wayan, pembangunan fasilitas pendukung seperti pondok atau cottage, penginapan, restoran, dikerjakan kelompok masyarakat setempat bekerja sama dengan pemerintah desa dan badan usaha milik desa (BUMDes).
“Jadi tidak pakai tender pihak ketiga tapi kami gunakan pendekatan swakelola tipe 3 dengan kemitraan langsung dengan kelompok masyarakat,” katanya.
Menurutnya, pembangunan pariwisata berbasis masyarakat ini sesuai dengan semangat yang selalu digaungkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bahwa masyarakat harus bergerak dalam mewujudkan NTT bangkit dan sejahtera.
Dengan begitu, lanjutnya, masyarakat juga merasakan langsung manfaat pembangunan pariwisata yang menghadirkan lapangan kerja baru.
“Di sisi lain pembangunan berbasis masyarakat juga akan mempercepat pekerjaan karena terbukti banyak infrastruktur di desa-desa yang sudah dibangun dan justeru dikerjakan masyarakat sendiri,” ujarnya.
Baca juga: Sulamanda di Kabupaten Kupang mulai dipadati wisatawan
Baca juga: Pengembangan kawasan wisata Pantai Liman ditargetkan selesai Oktober
“Target kami ada 22 kawasan wisata yang dibangun, tahun ini kami sudah mulai bangun tujuh kawasan yang semuanya berbasiskan masyarakat setempat atau tourism estate,” kata Wayan Darmawa kepada ANTARA di Kupang, Sabtu(10/8).
Ia menyebutkan, tujuh kawasan wisata yang dibangun pada 2019 di antaranya, Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Pantai Liman di Pulau Semau Kabupaten Kupang, Fatumnasi di Kecamatan Timor Tengah Selatan.
Selain itu, kawasan wisata Koanara di Kabupaten Ende, Wolwal di Kabupaten Alor, Lamalera di Kabupaten Lembata, dan Praimadita di Kabupaten Sumba Timur.
“Masing-masing kami alokasikan dana sekitar Rp1,2 miliar lebih, dan setelah tujuh kawasan ini selanjutnya dibangun untuk daerah-daerah lain dengan total nanti ada 22 kawasan wisata,” katanya.
Baca juga: Kawasan wisata Mulut Seribu mulai didandani
Menurut mantan Kepala Bappeda Provinsi NTT itu, aspek penting dari pembangunan semua kawasan wisata ini yaitu dilakukan berbasiskan pada masyarakat.
Artinya, kata Wayan, pembangunan fasilitas pendukung seperti pondok atau cottage, penginapan, restoran, dikerjakan kelompok masyarakat setempat bekerja sama dengan pemerintah desa dan badan usaha milik desa (BUMDes).
“Jadi tidak pakai tender pihak ketiga tapi kami gunakan pendekatan swakelola tipe 3 dengan kemitraan langsung dengan kelompok masyarakat,” katanya.
Menurutnya, pembangunan pariwisata berbasis masyarakat ini sesuai dengan semangat yang selalu digaungkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bahwa masyarakat harus bergerak dalam mewujudkan NTT bangkit dan sejahtera.
Dengan begitu, lanjutnya, masyarakat juga merasakan langsung manfaat pembangunan pariwisata yang menghadirkan lapangan kerja baru.
“Di sisi lain pembangunan berbasis masyarakat juga akan mempercepat pekerjaan karena terbukti banyak infrastruktur di desa-desa yang sudah dibangun dan justeru dikerjakan masyarakat sendiri,” ujarnya.
Baca juga: Sulamanda di Kabupaten Kupang mulai dipadati wisatawan
Baca juga: Pengembangan kawasan wisata Pantai Liman ditargetkan selesai Oktober