Kupang (Antara NTT) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur meminta masyarakat Pulau Sumba menjaga kesakralan tradisi budaya berkuda Pasola sehingga tidak terjadi kericuhan ketika digelar.
"Pasola itu tidak dipisahkan dengan ritus-ritus agama tradisional masyarakat setempat sehingga kesakralannya harus dijaga," kata Kepala Disparekraf NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Senin, menanggapi kericuhan atraksi Pasola di Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika dalam atraksi Pasola terjadi keributan antakelompok masyarkat setempat maka kesakralan Pasola akan tercemar.
Dia mengatakan, Pasola tidak sekadar perang-perangan di atas kuda namun mengandung filsafat agama tradisonal yang sangat dalam.
"Di dalamnya ada persaudaraan, sportivitas, ada heroisme yang dipraktikkan dengan cara-cara yang santun dan mengikuti aturan adat," katanya.
Menurutnya, karena Pasola juga ditonton oleh wisatawan dari luar daerah sehingga harus dijaga agar berlangsung dengan aman dan nyaman supaya menjadi pertunjukkan yang indah dan memukau.
"Kalau sudah aman dan nyaman maka wisatawan akan tertarik untuk datang lagi untuk menggali lagi latar belakang budaya, ritus-ritus agama tradisional Marapu dan sebagainya," katanya.
Untuk itu, Marius meminta masyarakat setempat agar menahan diri supaya Pasola sebagai pertunjukkan budaya betul-betul dijaga karena tujuan Pasola bukanlah konflik.
"Pasola ini `kan bagaimana orang mengekspresikan kegembiraan dengan perang-perangan di atas kuda, ini sebagai ekspresi persaudaraan, ekspresi ritus-ritus keagamaan," katanya.
Menurutnya, jika atraksi pasola diwarnai dengan keributan maka wisatawan akan merasa enggan untuk datang ke daerah setempat.
Dengan begitu, katanya, adanya kericuhan jelas tidak menguntungkan bagi upaya promosi destinasi wisata di Pulau Sumba yang terus dilakukan oleh pemerintah daerah hingga pusat.
"Saya harap ini tidak terluang lagi, kalau ada hal-hal yang melanggar aturan maka tua-tua adat (rato) setempat bisa duduk bersama-sama membicarakannya secara baik dan penuh persaudaraan," katanya.
Marius pun meminta agar pemerintah daerah bersama aparat keamanan setempat bisa memfasilitasi pihak yang terlibat dalam keributan atraksi Pasola sebelumnya untuk memastikan agar hal serupa tidak terjadi lagi dalam atraksi-atraksi Pasola di kemudian hari.
"Pasola itu tidak dipisahkan dengan ritus-ritus agama tradisional masyarakat setempat sehingga kesakralannya harus dijaga," kata Kepala Disparekraf NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Senin, menanggapi kericuhan atraksi Pasola di Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika dalam atraksi Pasola terjadi keributan antakelompok masyarkat setempat maka kesakralan Pasola akan tercemar.
Dia mengatakan, Pasola tidak sekadar perang-perangan di atas kuda namun mengandung filsafat agama tradisonal yang sangat dalam.
"Di dalamnya ada persaudaraan, sportivitas, ada heroisme yang dipraktikkan dengan cara-cara yang santun dan mengikuti aturan adat," katanya.
Menurutnya, karena Pasola juga ditonton oleh wisatawan dari luar daerah sehingga harus dijaga agar berlangsung dengan aman dan nyaman supaya menjadi pertunjukkan yang indah dan memukau.
"Kalau sudah aman dan nyaman maka wisatawan akan tertarik untuk datang lagi untuk menggali lagi latar belakang budaya, ritus-ritus agama tradisional Marapu dan sebagainya," katanya.
Untuk itu, Marius meminta masyarakat setempat agar menahan diri supaya Pasola sebagai pertunjukkan budaya betul-betul dijaga karena tujuan Pasola bukanlah konflik.
"Pasola ini `kan bagaimana orang mengekspresikan kegembiraan dengan perang-perangan di atas kuda, ini sebagai ekspresi persaudaraan, ekspresi ritus-ritus keagamaan," katanya.
Menurutnya, jika atraksi pasola diwarnai dengan keributan maka wisatawan akan merasa enggan untuk datang ke daerah setempat.
Dengan begitu, katanya, adanya kericuhan jelas tidak menguntungkan bagi upaya promosi destinasi wisata di Pulau Sumba yang terus dilakukan oleh pemerintah daerah hingga pusat.
"Saya harap ini tidak terluang lagi, kalau ada hal-hal yang melanggar aturan maka tua-tua adat (rato) setempat bisa duduk bersama-sama membicarakannya secara baik dan penuh persaudaraan," katanya.
Marius pun meminta agar pemerintah daerah bersama aparat keamanan setempat bisa memfasilitasi pihak yang terlibat dalam keributan atraksi Pasola sebelumnya untuk memastikan agar hal serupa tidak terjadi lagi dalam atraksi-atraksi Pasola di kemudian hari.