Kupang (ANTARA) - Ahli bidang daerah aliran sungai (DAS) dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr Michael Riwu Kaho mengemukakan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami persoalan serius terkait pemenuhan air bersih karena masih defisit mencapai 1,9 miliar meter kubik.
"Ada problem besar untuk air bersih di NTT karena nyatanya untuk kebutuhan masih defisit 1,9 miliar meter kubik," katanya di Kupang, Rabu (27/11).
Ketua Forum DAS NTT itu mengatakan dalam perhitungan rumus neraca air, NTT memiliki curah hujan dengan rata-rata 1.000-1.500 mili meter per tahun. "Kalau dihitung ke kubik, itu artinya membawa hujan sebesar 16 miliar meter kubik," jelasnya.
Baca juga: Belanda bangun fasilitas air bersih di Nagekeo
Baca juga: Untuk pembangunan fasiltas air bersih-sanitasi, Bank NTT siapkan modal kredit
"Sementara yang kita pakai untuk berbagai macam urusan itu 6-8 miliar meter kubik saja. Harusnya kita punya cadangan debit air 8 miliar meter kubik, tapi nyatanya untuk kebutuhan kita defisit 1,9 miliar meter kubik," katanya.
Dosen Fakultas Peternakan dan Pasca Sarjana Undana Kupang itu mengatakan salah satu masalah yang dialami terkait pemenuhan kebutuhan air bersih yakni tidak beroperasinya infrastruktur pendukung.
Dia mencontohkan, seperti micro hydro yang memanfaatkan air Gunung Mutis di Pulau Timor yang saat ini sudah tidak beroperasi lagi.
"Dulu, micro hydro ini diharapkan jadi pilot project tapi nyatanya tidak jalan lagi, ini salah satu contoh persoalan kita yang harus dibenahi secara serius," katanya.
Baca juga: Distribusikan air bersih gratis untuk warga Kota Kupang
Baca juga: Didistribusi 200 ton air bersih untuk warga Kota Kupang
"Ada problem besar untuk air bersih di NTT karena nyatanya untuk kebutuhan masih defisit 1,9 miliar meter kubik," katanya di Kupang, Rabu (27/11).
Ketua Forum DAS NTT itu mengatakan dalam perhitungan rumus neraca air, NTT memiliki curah hujan dengan rata-rata 1.000-1.500 mili meter per tahun. "Kalau dihitung ke kubik, itu artinya membawa hujan sebesar 16 miliar meter kubik," jelasnya.
Baca juga: Belanda bangun fasilitas air bersih di Nagekeo
Baca juga: Untuk pembangunan fasiltas air bersih-sanitasi, Bank NTT siapkan modal kredit
"Sementara yang kita pakai untuk berbagai macam urusan itu 6-8 miliar meter kubik saja. Harusnya kita punya cadangan debit air 8 miliar meter kubik, tapi nyatanya untuk kebutuhan kita defisit 1,9 miliar meter kubik," katanya.
Dosen Fakultas Peternakan dan Pasca Sarjana Undana Kupang itu mengatakan salah satu masalah yang dialami terkait pemenuhan kebutuhan air bersih yakni tidak beroperasinya infrastruktur pendukung.
Dia mencontohkan, seperti micro hydro yang memanfaatkan air Gunung Mutis di Pulau Timor yang saat ini sudah tidak beroperasi lagi.
"Dulu, micro hydro ini diharapkan jadi pilot project tapi nyatanya tidak jalan lagi, ini salah satu contoh persoalan kita yang harus dibenahi secara serius," katanya.
Baca juga: Distribusikan air bersih gratis untuk warga Kota Kupang
Baca juga: Didistribusi 200 ton air bersih untuk warga Kota Kupang