Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kupang menemukan 10 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur jelang musim penghujan.
"Sudah ada 10 kasus DBD di Kota Kupang, yang umumnya menyerang anak-anak yang masih berusia balita," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang Sri Wahyuningsih kepada wartawan di Kupang, Jumat (13/12).
Ia mengatakan kasus DBD tersebut ditemukan di wilayah Kecamatan Maulafa, Alak, Oebobo dan Kelapa Lima. "Kasus DBD di Kota Kupang muncul sejak November 2019, dan terus meningkat hingga 10 kasus saat ini," ujarnya.
Sri Wahyuningsih mengatakan beberapa penderita DBD sempat menjalani perawatan medis di rumah sakit karena membutuhkan penanganan serius.
"Kami berharap para orang tua memperhatikan secara serius terhadap kesehatan anak-anaknya pada saat terjadi peralihan musim seperti saat ini, karena anak-anak sangat rentan terhadap kasus DBD," tegasnya.
Ia berharap masyarakat Kota Kupang terus melakukan kebiasaan 3M dalam mengatasi kasus DBD yaitu menguras, menutup dan mengubur sehingga terhindari dari serangan penyakit DBD, selain memberi lotion anti nyamuk.
Petugas dari Dinas Kesehatan sedang melakukan fogging atau pengasapan di pemukiman penduduk untuk mencegah menjalarnya DBD. (ANTARA FOTO/HO-ist).
Waspada DBD
Sri Wahyuningsih juga mengingatkan bahwa petugas kesehatan di Kota Kupang saat ini sudah mulai waspada terhadap bahaya DBD sejak pertama kali ditemukan pada November 2019.
"Kami telah mengingatkan kepada seluruh kepala Puskesmas di Kota Kupang untuk mulai mewaspadai penyakit DBD di wilayah pelayanan Puskesmas dan mulai membagikan abate kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan dini terhadap DBD," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan telah mendistribusikan bantuan abate kepada semua Puskesmas di Kota Kupang untuk dibagikan kepada masyarakat guna mencegah terjadinya DBD.
Selain melalui pembagian abate, juga dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang menjaga kebersihan lingkungan guna menghindari serangan penyakit DBD.
Pemerintah Kota Kupang, menurut dia, telah menyiapkan obat-obatan guna mengantisipasi meningkatnya kasus DBD sebagai dampak perubahan cuaca di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Obat-obatan sudah siap dalam mengantisipasi peningkatan kasus DBD. Kami tentu harus melakukan upaya persiapan dini, mengingatkan Kota Kupang pernah mengalami KLB DBD pada 2018 sehingga berbagai upaya pencegahan dan antisipasi perlu dilakukan semua Puskesmas," kata Sri.
Ia mengatakan, pencegahan DBD tidak saja menjadi tanggung jawab petugas kesehatan tetapi peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal sangatlah penting, sehingga tidak ada tempat bagi nyamuk DBD berkembang biak.
Pada tahun 2018 Kota Kupang dilanda KLB DBD dengan jumlah kasus mencapai 250 kasus DBD yang melanda 51 kelurahan di enam kecamatan di ibu kota provinsi NTT ini,
Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat RSUD SK Lerik di Kota Kupang NTT Kamis, (24/1/19). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha).
"Sudah ada 10 kasus DBD di Kota Kupang, yang umumnya menyerang anak-anak yang masih berusia balita," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang Sri Wahyuningsih kepada wartawan di Kupang, Jumat (13/12).
Ia mengatakan kasus DBD tersebut ditemukan di wilayah Kecamatan Maulafa, Alak, Oebobo dan Kelapa Lima. "Kasus DBD di Kota Kupang muncul sejak November 2019, dan terus meningkat hingga 10 kasus saat ini," ujarnya.
Sri Wahyuningsih mengatakan beberapa penderita DBD sempat menjalani perawatan medis di rumah sakit karena membutuhkan penanganan serius.
"Kami berharap para orang tua memperhatikan secara serius terhadap kesehatan anak-anaknya pada saat terjadi peralihan musim seperti saat ini, karena anak-anak sangat rentan terhadap kasus DBD," tegasnya.
Ia berharap masyarakat Kota Kupang terus melakukan kebiasaan 3M dalam mengatasi kasus DBD yaitu menguras, menutup dan mengubur sehingga terhindari dari serangan penyakit DBD, selain memberi lotion anti nyamuk.
Sri Wahyuningsih juga mengingatkan bahwa petugas kesehatan di Kota Kupang saat ini sudah mulai waspada terhadap bahaya DBD sejak pertama kali ditemukan pada November 2019.
"Kami telah mengingatkan kepada seluruh kepala Puskesmas di Kota Kupang untuk mulai mewaspadai penyakit DBD di wilayah pelayanan Puskesmas dan mulai membagikan abate kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan dini terhadap DBD," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan telah mendistribusikan bantuan abate kepada semua Puskesmas di Kota Kupang untuk dibagikan kepada masyarakat guna mencegah terjadinya DBD.
Selain melalui pembagian abate, juga dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang menjaga kebersihan lingkungan guna menghindari serangan penyakit DBD.
Pemerintah Kota Kupang, menurut dia, telah menyiapkan obat-obatan guna mengantisipasi meningkatnya kasus DBD sebagai dampak perubahan cuaca di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Obat-obatan sudah siap dalam mengantisipasi peningkatan kasus DBD. Kami tentu harus melakukan upaya persiapan dini, mengingatkan Kota Kupang pernah mengalami KLB DBD pada 2018 sehingga berbagai upaya pencegahan dan antisipasi perlu dilakukan semua Puskesmas," kata Sri.
Ia mengatakan, pencegahan DBD tidak saja menjadi tanggung jawab petugas kesehatan tetapi peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal sangatlah penting, sehingga tidak ada tempat bagi nyamuk DBD berkembang biak.
Pada tahun 2018 Kota Kupang dilanda KLB DBD dengan jumlah kasus mencapai 250 kasus DBD yang melanda 51 kelurahan di enam kecamatan di ibu kota provinsi NTT ini,