Kupang (ANTARA) - Sejumlah sekolah sepak bola (SSB) dan akademi sepak bola di NTT sudah mulai berlatih bersama di tengah pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Direktur SSB Bintang Timur Atambua Jhon Leki mengatakan bahwa SSB dan akademi sepak bola Bintang Timur sudah mulai latihan bersama sejak Juli 2020 setelah selama kurang lebih tiga bulan tidak berlatih bersama.
Baca juga: Mental pemain NTT harus dibenahi
"Kita baru uji coba lagi pada Juli bulan kemarin dan saat ini masih terus dilakukan," kata Jhon yang dihubungi ANATARA dari Kupang, Kamis, (27/8).
Ia mengatakan SSB Bintang Timur Atambua sangat ketat dalam menerapkan protokol kesehatan selama latihan bersama di satu-satunya SSB di daerah perbatasan Indonesia - Timor Leste itu.
"Kita batasi jumlahnya untuk semua umur. Mulai dari usia U12, U14 U16 dan juga untuk akademi yang latihan hanya 20 orang per sesi latihan," tambah dia.
Jhon melalukan hal ini demi kebaikan bersama dan dilakukan guna mengikuti protokol kesehatan dari Pemda.
Jhon menceritakan banyak orang tua tak mengijinkan anak mereka mengikuti latihan di tengah pandemi seperti saat ini.
Berbeda dengan Bintang Timur Atambua, SSB Bali United Kristal Kupang belum membuka aktivitas latihan bersama walaupun sudah ada permintaan dari orang tua anak-anak SSB.
Baca juga: Sudah saatnya pegiat sepak bola di NTT bersatu
"Kita masih tutup sekarang. Walaupun ada permintaan dari orang tua di sini agar anak-anak mereka bisa segera latihan. Tapi kami masih menutupnya," kata pemilik SSB Bali United Kristal Kupang David Furbertus.
SSB ini beralasan tak ingin nanti lokasi SSB Bali United Kristal Kupang menjadi klaster baru kasus COVID-19, apalagi Kupang sudah kembali menjadi zona merah COVID-19.
Direktur SSB Bintang Timur Atambua Jhon Leki mengatakan bahwa SSB dan akademi sepak bola Bintang Timur sudah mulai latihan bersama sejak Juli 2020 setelah selama kurang lebih tiga bulan tidak berlatih bersama.
Baca juga: Mental pemain NTT harus dibenahi
"Kita baru uji coba lagi pada Juli bulan kemarin dan saat ini masih terus dilakukan," kata Jhon yang dihubungi ANATARA dari Kupang, Kamis, (27/8).
Ia mengatakan SSB Bintang Timur Atambua sangat ketat dalam menerapkan protokol kesehatan selama latihan bersama di satu-satunya SSB di daerah perbatasan Indonesia - Timor Leste itu.
"Kita batasi jumlahnya untuk semua umur. Mulai dari usia U12, U14 U16 dan juga untuk akademi yang latihan hanya 20 orang per sesi latihan," tambah dia.
Jhon melalukan hal ini demi kebaikan bersama dan dilakukan guna mengikuti protokol kesehatan dari Pemda.
Jhon menceritakan banyak orang tua tak mengijinkan anak mereka mengikuti latihan di tengah pandemi seperti saat ini.
Berbeda dengan Bintang Timur Atambua, SSB Bali United Kristal Kupang belum membuka aktivitas latihan bersama walaupun sudah ada permintaan dari orang tua anak-anak SSB.
Baca juga: Sudah saatnya pegiat sepak bola di NTT bersatu
"Kita masih tutup sekarang. Walaupun ada permintaan dari orang tua di sini agar anak-anak mereka bisa segera latihan. Tapi kami masih menutupnya," kata pemilik SSB Bali United Kristal Kupang David Furbertus.
SSB ini beralasan tak ingin nanti lokasi SSB Bali United Kristal Kupang menjadi klaster baru kasus COVID-19, apalagi Kupang sudah kembali menjadi zona merah COVID-19.